KEDIRI (RadarJatim.id) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri menggelar pameran temporer sebagai bagian dari memperkenalkan museum baru yang kini masih dalam tahap pembangunan. Pameran temporer ini bertempat di lokasi museum baru, Jalan Totok Kerot, Desa Menang, Kecamatan Pagu, dibuka oleh Wakil Bupati Kediri, Dewi Maria Ulfa.
Di dalam museum, beberapa artefak bersejarah dan gambaran sekilas desain interior museum masa depan sudah mulai dipamerkan. Mbak Dewi, sapaan akrab Wabup Dewi Maria Ulfa, menyatakan, peluncuran museum secara penuh ditargetkan akan dilakukan oleh Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, akhir tahun ini.
“Bismillah ya, doakan saja, semoga cepat terlaksana,” ucap Mbak Dewi usai pre-launching musem, Selasa (17/6/2025).
Dalam pre-launching ini, pemerintah juga turut mengajak para pegiat sejarah untuk memberikan saran dan masukan terkait rencana pembangunan detail engineering design (DED) museum. Sejumlah koleksi artefak yang diperkirakan berasal dari abad ke-10 juga dipamerkan dalam museum ini.
“Sesuai dengan harapan Mas Bup (Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, Red), museum ini bisa menjadi tempat perjalanan sejarah, histori, asal-usul Kabupaten Kediri yang dikemas dalam museum ini,” ungkap Mbak Dewi.
Ia berharap, keberadaan museum baru ini dapat memberikan wawasan kepada generasi muda mengenai asal-usul Kabupaten Kediri.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kediri, Mustika Prayitno Adi, menjelaskan, seluruh koleksi yang dipamerkan di museum ini berasal dari Kabupaten Kediri. Menurutnya, koleksi yang ada saat ini hanyalah sebagian kecil dari berbagai artefak yang telah ditemukan dari berbagai sumber, termasuk hasil ekskavasi dan evakuasi.
“Ini masih sekitar enam persen saja, belum nanti ketambahan dari museum lama di Gedung Bhagawanta Bhari,” tambahnya.
Mustika berharap, museum ini dapat menjadi rumah baru bagi segala peninggalan bersejarah dari berbagai abad, yang merepresentasikan perjalanan asal-usul Kabupaten Kediri.
“Kita adalah orang Jawa. Jadi, sudah sepantasnya kita tidak meninggalkan tradisi sejarah budaya kejawaannya,” pungkas Mustika. (rul)