GRESIK (RadarJatim.id) — Sekolah Menengah Kejuruan Manbaul Ulum (SMK MU) Kebomas, Gresik, Jawa Timur terus memperkuat dan mengembangkan model pendidikan yang menyeimbangkan hard skill dan soft skill yang berorientasi pada passion siswa. Dalam praktiknya, model itu dikembangkan dengan menggali dan fokus pada bakat dan minat siswa, yang jauh dari kesan tekanan dan paksaan.
Hal itu disampaikan Kepala SMK MU Drs Mudairin, MPd dalam rapat evaluasi atas kegiatan workshop dan sosialisasi program kebijakan bertema “Implementasi Merdeka Belajar melalui Pendidikan yang Berpusat kepada Siswa, Rabu (16/8/2023).
Workshop dan sosialisasi program kebijakan itu sendiri diselenggarakan pada Minggu (13/8/2023) dengan menghadirkan Prof Dr Zainuddin Maliki, MSi, anggota Komisi X DPR RI sebagai narasumber. Selain jajaran dewan guru, workshop itu diikuti oleh seluruh wali murid kelas X, XI, dan XII, yang diadakan di lantai 3 SMK MU.
“Siswa siswi SMK Manbaul Ulum harus memiliki hard skill dan soft skill yang seimbang dan sesuai dengan passion yang mereka miliki siswa. Kita tidak boleh memaksakan anak harus belajar ini dan itu, namun harus menggali bakat dan minat siswa,” ujar Mudairin, Rabu (16/8/2023).
Sebelumnya, dalam paparannya, Prof Zainuddin Maliki menyampaikan, implementasi program merdeka belajar bukan semata-mata bertumpu pada kurikulumnya, tetapi bagaimana guru mampu mengenali watak dan minat para siswa atau peserta didiknya. Dengan mengenal karakter dan minat siswa, guru bisa memiliki model pembelajaran yang efektif sesuai yang dibutuhkan peserta didik.
“Jadi kalau membahas implementasi merdeka belajar, menurut saya kurikulum itu bukan yang utama, tapi yang terpenting adalah mengenali watak dan Minatnya anak atau siswa,” ujar mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya ini.
Pada bagian lain Prof Zainuddin Maliki menyampaikan tetap akan memperjuangkan bergulirnya beasiswa PIP kepada peserta didik. Di SMK MU, tahun ini beasiswa PIP telah diberikan kepada 27 siswa. Tahun ini, katanya, sisa kuota yang ia kelola masih tersedia untuk 600 siswa.
“Kalau ada yang mau dapat beasiswa PIP nanti langsung saja bilang ke kepala sekolah, Bapak Mudairin atau Waka Kurikulum Bu Risma,” ujar Prof Zainuddin Maliki kepada para wali murid.

Beberapa saat sebelum meninggalkan SMK MU, langkah Prof Zainuddin Maliki terhenti karena terpukau begitu melihat penampilan Paskibra (pasukan pengibar bendera) di sekolah ini. Ia pun mendekati mereka dan meminta komandan kelompok Paskibra untuk mengistirahatkan pasukan.
“Diistirahatkan, Mbak. Saya mau kasih yel yel. Kalau saya bilang ‘Siapa kita’, jawabnya ‘Paskib SMK MU’. Kalau saya bilang ‘Mana dia’, jawabnya ‘Ini dia’ sambil tangan mengarah ke dada,” kata Prof Zainuddin Maliki memberikan arahan.
Maka, gak pakek lama, Prof Zainuddin Maliki pun langsung memberikan instruksi dan mempraktikkan yel yel-nya kepada pasukan Paskibra. “Siapa kita,” ucap Prof Zainuddin Maliki.
Dengan sigap dan lantang, mereka menjawab ‘Paskib SMK MU’. Yel yel itu pun sampai diulang tiga kali. Kemudian lanjutnya: “Mana dia”, jawab pasukan Paskib: “Ini dia, ini dia, ini dia”, sambil kedua tangan mereka mengarah ke dada sebanyak tiga kali.
“Saya doakan semoga setelah ini tidak hanya berhenti di tingkat nasional, tapi juga bisa mendapat kejuaraan di tingkat internasional,” ujar politisi PAN ini begitu mendengar, bahwa Paskibra MU pernah meraih juara tingkat nasional. (maz)
Kontributor: Nurul Azizah







