PAMEKASAN (RadarJatim.id) — Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya menggelar edukasi dan pendampingan pencegahan stunting melalui program Mahasiswa Peduli Stunting di Kabupaten Pamekasan, Jawa timur, Senin (21/8/2023).
Kegiatan ini kerja sama UM Surabaya dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur di Kabupaten Pamekasan. Melalui Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 30, kegiatan edukasi dan pendampingan pencegahan stunting bisa terlaksana.
KKN kelompok ini memang mempunyai program kerja yang fokus dilaksanakan di Desa Branta Tinggi, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan Madura. Kegiatan ini dilaksanakan untuk membantu memantau tumbuh kembang, mencegah angka kematian ibu dan bayi, memberikan edukasi dan pendampingan pencegahan stunting yang paling dasar di masyarakat, baik ibu hamil,baduta ,balita dan ibu menyusui.
Salah satu anggota kelompok 30 KKN UM Surabaya, Yuliansa Nurista, yang mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan ini menyampaikan harapan dan tujuan dari kegiatan tersebut. Dikatakan, kegiatan ini utamanya adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya para calon ibu tentang pentingnya nutrisi yang baik pada masa kehamilan, pertumbuhan anak balita, dan perkembangan anak secara umumnya.
“Harapannya dengan memberikan pengetahuan yang lebih baik tentang gizi yang seimbang, ibu hamil dan balita akan mendapatkan perawatan yang tepat sehingga resiko stunting dapat dikurangi,” ungkap Rista.
Banyak hal yang disampaikan pada kegiatan kali ini selain faktor risiko stunting, masyarakat juga dibekali mengenali penyebab stunting pada ibu hamil, gejala-gejala balita stunting, dan upaya pencegahan stunting pada ibu hamil. Selain masyarakat bersama ibu kader, Ati Sulviana selaku bidan Desa Branta Tinggi juga ikut mendampingi kegiatan kali ini.
Bidan Desa Branta Tinggi ini menyampaikan harapannya dengan diadakan edukasi dan pendampingan stunting memberikan informasi lebih banyak lagi kepada ibu balita agar bisa menekan atau mengurangi angka stunting di desa Branta Tinggi.
“Semoga apa yang disampaikan mahasiswa KKN dapat menjadikan informasi ibu balita, ibu kader tentang stunting dan masa hari pertama kehidupan (HPK), karena di Puskesmas Tlanakan angka stuntingnya sangat tinggi,” Ujar Sulviana.
Mahasiswa KKN Kelompok 30 juga melakukan pendampingan dengan cara menggunakan inovasi yang dilakukan oleh BKKBN untuk menekan angka stunting yang ditujukan kepada calon pengantin, yakni aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil (Elsimil).
Aplikasi tersebut bisa mendeteksi faktor risiko pada calon pengantin. Isi dari aplikasi tersebut di antaranya berisi biodata, berat badan, tinggi badan, Hb, lingkar lengan atas, informasi tentang paparan asap rokok dan lain sebagainya panduan buat calon pengantin. (red/rj2)
Kontributor: Adimas Setiawan