MALANG (RadarJatim.id) — Pengalaman belajar tak lagi ditempuh hanya sebatas di ruang kelas. Hal inilah yang dirasakan oleh empat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tengah menjalani magang di Pengadilan Agama (PA) Kabupaten Malang Kelas 1A.
Keempat mahasiswa Fakultas Hukum ini, yakni Ahmad Nur Hafiz, Sumayyah Karimah Bin Agil, Tamara Putri Zalianty Agustin, dan Nur Abdur Rahman Hakim Bustami, tengah mengambil bagian dalam program magang yang bertujuan mengenalkan dunia praktik hukum secara langsung. Dengan semangat belajar yang tinggi, mereka menjalani hari-hari di lingkungan pengadilan sebagai langkah awal memasuki dunia profesional yang sesungguhnya.
Magang ini merupakan bagian dari implementasi kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Dalam progrm ini, mahasiswa diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan kompetensi di luar bangku kuliah. Selama menjalani program magang ini, mereka didampingi oleh Dosen Pendmping Lapangan (DPL) Eris Yudo Hendarto, SH, MH.
“Sejak hari pertama, kami langsung terlibat dalam aktivitas nyata di pengadilan. Salah satu kegiatan utama yang kami lakukan adalah membantu proses administrasi perkara, mulai dari memasukkan Penetapan Majelis Hakim (PMH) ke dalam berkas perkara, menyusun dokumen persidangan, hingga memeriksa kelengkapan berkas yang telah di-scan,” ujar Sumayyah Karimah Bin Agil, Koordinator Mahasiswa yang magang di PA Kabupaten Malang, Senin (7/7/2025).
Selain itu, lanjutnya, mahasiswa juga dilibatkan dalam pengunggahan relaas panggilan dan pemberitahuan isi putusan ke dalam Sistem Informasi Penelusuran Perkara. Kegiatan ini menuntut ketelitian tinggi, karena berkaitan langsung dengan dokumen resmi yang menjadi bagian penting dari proses hukum.
Sumayyah menambahkan, dengan didampingi oleh panitera pengganti dan staf administrasi, para mahasiswa belajar memahami sistem kerja digital di pengadilan, serta tata kelola berkas perkara sesuai prosedur resmi. Mereka juga diberi kepercayaan untuk menangani tugas-tugas yang memerlukan kedisiplinan, akurasi, dan tanggung jawab tinggi.
“Tak hanya berkutat dengan dokumen dan sistem, kami juga diberi peran dalam pengumpulan survei kepuasan pelayanan dari para pihak yang berkepentingan. Dalam kegiatan ini, kami berinteraksi langsung dengan para pencari keadilan yang datang ke pengadilan, melakukan pendekatan humanis, dan mencatat pendapat mereka mengenai kualitas layanan,” tandasnya.
Diakui, tugas ini menjadi sarana bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan komunikasi serta membangun empati terhadap kondisi masyarakat yang sedang menjalani proses hukum. Kegiatan ini sekaligus menjadi refleksi nyata, bahwa hukum bukan sekadar aturan, melainkan alat pelayanan publik yang bermartabat.
Pada bagian lain, hari-hari magang para mahasiswa UMM ini diisi dengan kegiatan yang padat dan bermakna. Mereka memulai aktivitas dengan perjalanan dari kampus menuju PA Kabupaten Malang bersama kelompok, kemudian menyelami dunia hukum dari balik meja administrasi, layar monitor, hingga ruang arsip. Meski diselingi dengan waktu ishoma (istirahat, sholat, dan makan), semangat belajar mereka tak surut, hingga kegiatan ditutup dengan perjalanan pulang.
“Setiap hari menjadi pelajaran baru, bukan hanya soal keterampilan teknis, tetapi juga etika, kedisiplinan, dan tanggung jawab sebagai calon profesional hukum,” kata Ahmad Nur Hafiz, menimpali.
Sementara Pengadilan Agama Kabupaten Malang menyambut baik kehadiran para mahasiswa ini dan memberikan ruang seluas-luasnya bagi mereka untuk belajar. Sinergi antara lembaga pendidikan dan institusi peradilan diharapkan dapat terus ditingkatkan, demi mencetak lulusan yang tidak hanya cakap teori tetapi juga matang dalam praktik.
Bagi para mahasiswa, pengalaman ini bukan hanya tentang menyelesaikan kewajiban akademik, melainkan juga awal dari perjalanan mereka sebagai bagian dari sistem hukum yang adil, transparan, dan melayani masyarakat. (san/rj2)
