GRESIK (RadarJatim.id) – Apa jadinya kalau anak-anak, bahkan sebagian masuk kategori balita, hadir dalam hajatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW? Tentu, suasana gaduh, berisik penuh keceriaan, berebut jajan dan sejenisnya tak bisa dihindari. Namun, pesan moral untuk meneladani Kanjeng Nabi tetaplah tersampaikan dengan model komunikasi yang dikemas secara gayeng.
Itulah gambaran suasana sebagian prosesi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dihelat Bimbingan Belajar Anak Jalanan di Gresik, Sabtu (7/11/2020). Diikuti 21 anak jalanan dari 29 anak yang tercatat dan biasa ikut bimbingan belajar (Bimbel), suasana peringatan Maulid Nabi itu memang lebih didominasi hadirnya suasana ceria dan gembira ala anak-anak.
Apalagi, pengelola Bimbel gratis ini juga menyiapkan aneka jajanan dan sejumlah uang dalam amplop yang digantung di ruang acara yang memanfaatkan lantai dasar rumah toko (Ruko) di salah satu blok Ruko Multi Sarana Plaza (MSP), Jl. Gubernur Suryo Gresik ini.
Dalam dua bulan terakhir, di bawah bimbingan Siti Huroirohmatin (biasa disapa Bu Atin), kini anak-anak jalanan (Anjal) itu memang memanfaatkan Omah Dhuafa di salah satu unit di Ruko MSP Gresik. Ini setelah salah seorang warga kota Gresik yang juga anggota DPRD, Syaichu Busiri, merasa treyuh menyaksikan anak-anak yang sebelumnya belajar di tempat terbuka, di sekitar terminal angkutan umum Gubernur Suryo.
“Saya membayangkan, gimana mereka bisa belajar dengan nyaman kalau hujan, sedangkan sekarang sudah memasuki musim penghujan. Atas pertimbangan kemanusiaan, lalu saya tawarkan gimana kalau anak-anak jalanan ini belajarnya pindah di sini (Omah Dhuafa, Red) ini. Alhamdulillah, tawaran saya diterima,” ujar Syaichu Busiri.
Sebelum menempati Omah Dhuafa, Bu Atin dan Anjal bimbingannya memang memanfaatkan tempat terbuka di kawasan terminal Gubernur Suryo. Dengan beralaskan plastik atau vinil bekas spanduk, mereka belajar membaca, menulis, dan berhitung (calistung) dengan sarana-prasana ala kadarnya.
Titik lokasi belajarnya memanfaatkan emper-emper warung di kawasan terminal itu dan berpindah-pindah. Jadwalnya setiap hari Selasa dan Sabtu, pukul 15.30 – 17.00 WIB. Tidak ada biaya dalam Bimbel ini alias gratis, bahkan dalam waktu tertentu, anak-anak itu malah mendapat jajanan hasil sumbangan warga yang menaruh simpati terhadap kegiatan sosial ini.
“Awalnya saya menemukan cuma 1 anak, lalu menjadi 3. Kemudian nambah jadi 8 anak dan sekarang tercatat sudah 29 anak,” ujar Bu Atin yang juga duet dengan suaminya, Abdul Kholiq, dan beberapa guru bantu saat mendampingi Anjal.
Nah, memasuki bulan Robi’ul Awwal tahun ini, Bu Atin dan sejumlah pegiat sosial mengajak Anjal yang biasa ikut Bimbel untuk memeringati Maulid Nabi Muhammad SAW. Hal ini dimaksudkan agar Anjal yang usianya dalam kisaran 4-10 tahun itu secara dini kenal dan muncul ghirah mencitai Kanjeng Nabi panutan umat itu.
Dalam acara yang di-setting sederhana siang itu, suasana berisik penuh keceriaan sudah terlihat sejak awal, bahkan sebelum acara dimulai. Begitu melihat aneka jajanan ringan dan uang kertas dalam amplop sudah tergantung di sejumlah sudut ruang, perhatian sebagian besar Anjal justru tertuju pada jajanan dan uang yang bergelantungan.
Pembacaan Sholawat Nabi yang dipandu oleh kelompok seni hadrah Al-Banjari komplet beserta musik pukul berupa terbang, anak-anak juga tetap mengikutinya. Namun, pandangan matanya lebih tertarik pada aneka jajan dan amplop berisi uang yang digantung.
Menyaksikan pemandangan itu, Bu Atin nampak tenang dan dengan sabar mendampingi anak-anak jalanan itu. Sesekali ia nampak berbisik pada sebagian anak agar mendengarkan dan mengikuti lantunan sholawat itu.
Sehari-hari, di luar jam belajar atau jam sekolah di lembaga pendidikan masing-masing, umumnya Anjal itu “bekerja” ngamen atau mengemis bersama orang tua mereka.
“Memang butuh kesabaran dalam mendampingi anak-anak. Mereka juga biasa hidup di jalanan. Karena itu, perlu pendekatan supersabar dalam mendampingi mereka,” ujar Bu Atin yang juga guru TK Dharma Wanita Kelurahan Tlogo Pojok, Gresik ini.
Ia tambahkan, Bimbel gratis bagi Anjal ini lebih ditekankan pada pembelajaran membaca, menulis dan berhitung (calistung), serta moral (akhlak) dan agama. Sebab, rata-rata anak bimbingnya memang belum bisa membaca dan menulis, meski sebelumnya mereka sekolah di TK dan SD yang berbeda.
“Kami dari Bimbel Anjal sangat berterima kasih kepada Omah Dhuafa yang sudah berkolaborasi, sehingga kegiatan ini bisa digelar,” ujar bu Atin, yang harus menempuh jarak sekitar 30 Km dari rumahnya di Sidayu, Gresik Utara dengan motornya ketika mendampingi Anjal ini.
Salah satu peserta Bimbel Anjal, Safi’i, nampak dengan bangga dan penuh suka-cita menunjukkan barang yang ia dapatkan saat rebutan dengan teman-temannya di sesi ‘cabutan’ seusai pembacaan Sholawat Nabi.
“Saya dapat merebut tujuh amplop isi uang dan beberapa keping uang logam dan jajan. Saya senang sekali. Kapan-kapan bikin acara kayak gini lagi ya Bu Atin,” ujar Safi’i sambil menenteng dan memamerkan hasil “kerja kerasnya” itu.
Selain menggantung aneka jajanan dan amplop berisi uang, panitia juga menyiapkan sejumlah amplop cadangan juga berisi uang. Ini disiapkan bagi anak-anak yang kalah berebut, sehingga tak sempat mengantongi amplop dalam sesi ‘cabutan’. Dengan demikian, seluruh Anjal yang hadir dalam peringatan Maulid Nabi itu mendapat amplop berisi uang. Horeeeeee…. (rj2/Red)
Teliti Temulawak Jadi Produk Bergizi, Inovasi Siswa Smamdela ini Juara 1 Lomba KTI Se-Kabupaten Gresik
GRESIK (RadarJatim.id) -- Tak ada...







