BANYUWANGI (RadarJatim.id) — Selama sepekan Tim Plesiran Djawa Dwipa Foundation melakukan penelitian di sejumlah titik wilayah yang dinilai berperadaban dan tinggalan Kerajaan Blambangan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Hasilnya, ditemukan bata berukuran besar yang persis dengan peninggalan Keraton Macanputih.
Ketua Tim Leader Plesiran Djawa Dwipa Foundation, Edhi Prasetyo, SH menyampaikan, pihaknya telah menyerahkan salahsatu temuan bata yang berukuran besar kepada pengelola Museum Blambangan. Bata yang ditemukan itu, lanjutnya, sama persis dengan peninggalan Keraton Macanputih.
“Bata merah itu sudah saya serahkan ke Museum Blambangan yang dikelola Dinas Kebudayaan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, diterima langsung oleh pengelola museum mas Bayu Ari Wibowo. Insya Allah dalam waktu dekat, kami akan menyerahkan beberapa temuan yang saat ini masih dalam proses eksavasi,” ujar peneliti asli Banyuwangi yang juga jurnalis ini.
Menurutnya, tim selama 3 tahun terakhir telah melakukan plesiran di sejumlah titik wilayah peninggalan sejarah Kerajaan Blambangan, seperti di Situs Kawitan, Keraton Macanputih, Rowobayu, dan sejumlah wilayah peninggalan Kerajaan Blambangan di sekitar Kecamatan Muncar.
Ia menambahkan, pada September ini pihaknya juga penerbitan buku Ensiklopedia Blambangan Banyuwangi segera di-launching. Buku itu merupakan hasil kajian penelitian dan sejumlah temuan selama melakukan plesiran di sekitar wilayah titik-titik peradaban masa lalu yang hingga saat ini belum terungkap dan masih misteri.
“Bata besar yang kami temukan ada beberapa buah yang masih utuh, namun sebagian sudah hancur tak berbentuk. Bata ini kami temukan di wilayah Desa Gladag, Kecamatan Rogojampi,” ungkapnya.
Sementara Pengelola Museum Blambangan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Bayu Ari Wibowo, menyampaikan terima kasih, karena masih ada yang peduli untuk nguri-nguri peninggalan leluhur, terutama yang mengandung nilai sejarah, khususnya di Kabupaten Banyuwangi.
“Dukungan dan support akan kami lakukan demi memberikan edukasi dari generasi ke generasi,” katanya. (tyo)