TULUNGAGUNG (RadarJatim.id) — Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Boyolangu, Tulungagung, melalui Lembaga Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor (MDS RA) mengusulkan adanya formulasi pakem sebagai pijakan dalam berkegiatan. Usulan yang disampaikan kepada pimpinan Cabang Rijalul Ansor itu dimaksudkan agar dalam mengamalkan Majelis Dzikir dan Sholawat ada rujukan yang bisa dipedomani bersama.
“Sebenarnya dari awal kami pingin ada konsep seperti apa pakemnya Rijalul Ansor ini dilaksanakan. Ini juga sudah kami sampaikan ketika bertemu dengan Ketua Cabang Rijalul Ansor di Balai Desa,” ujar Ketua PAC GP Ansor Boyolangu, Muhammad Taslimurrofiq, MPdI, Kamis (30/5/2024).
Keinginan PAC GP Ansor terkait perlunya formulasi pakem yang berlaku tetap untuk aktivitas Majelis Dzikir dan Sholawat juga disampaikan saat rutinan bulanan kedua Rijalul Ansor yang berlangsung di Aula Balai Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, Minggu, 26 Mei 2024 lalu.
Kegiatan yang sepenuhnya didukung oleh Kepala Desa yang juga kader Ansor tersebut juga dihadiri oleh Ketua Rijalul Ansor Kabupaten Tulungagung, serta seluruh anggota Ansor se-Kecamatan Boyolangu.
Muhammad Taslimurrofiq dalam pertemuan itu menyinggung sekaligus memberikan usulan kepada Ketua Rijalul Ansor Boyolangu tentang perlunya konsep yang dirumuskan menjadi formula pakem (tetap), sehingga bisa menjadi pijakan atau rujukan bagaimana sebenarnya pelaksanaan kegiatan Majelis Dzikir dan Solawat dilaksanakan.
Kang Taslim, demikian sapaan akrab Muhammad Taslimurrofiq, menyinggung hal tersebut sebagaimana didasari pertemuan pada rutinan pertama sebulan sebelumnya. Waktu itu muncul usulan untuk diisi dengan Rotibul Haddad, tetapi tidak mengetahui harus mendapatkan ijazah sanad kepada siapa.
“Mungkin menggunakan modul atau buku kecil yang bisa dipakai oleh PAC, sehingga kami mempunyai panduan yang jelas,” tambahnya.
Sementara Gus Alwi, Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah yang juga Ketua Rijalul Ansor Kabupaten Tulungagung memberikan tausyiyah-nya dengan mengutip kitab Fatkhul Qorib karya Syech Ibnu Qasim al-Ghazi mengenai pentingnya memahami dan mempelajari ilmu fiqih.
“Hal tersebut diperlukan karena menjadi pegangan utama dalam melaksanakan tuntunan syariat agama,” ujar Gus Alwi.
Gus Alwi juga menjelaskan bagaimana cara melaksanakan tayamum yang benar ketika dalam kondisi hadast kecil maupun hadast besar di saat tidak ditemui air untuk bersuci. Selain itu, ia juga menerangkan wajibnya tetap menjalankan ibadah sholat apa pun kondisinya. (Maliq Hasim)