SURABAYA (RadarJatim.id) Qonita Qurratu Aini adalah mahasiswa jurusan Ilmu Matematika dari salah satu kampus favorit Indonesia yakni Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya atau biasa disebut dengan ITS Surabaya. Putri dari pasangan suami istri Dr. Windarto, M.Si dan Widayati, S.E. ini telah resmi menjadi seorang sarjana. Acara yang diselenggarakan oleh Kampus ITS ini adalah Wisuda ke – 128.
Qonita merupakan alumni SMP DAFI Pesantren Al Qur’an Science angkatan ke – 5 yang hafal 30 juz dan pernah mendapatkan nilai Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika mendapatkan nilai 100. Sekolah yang terletak di Jalan Baitul Mustaqim No.1 Sarirogo Kabupaten Sidoarjo sangat bangga memiliki alumni yang berhasil meraih predikat terbaik yaitu menjadi wisudawan termuda di usia 20 tahun. Hal ini tentunya membuat bangga kedua orang tua dan seluruh jajaran pimpinan yayasan di DAFI Pesantren Al Qur’an Science tempat dia belajar dan mondok disana.
Acara wisuda yang diselenggarakan selama empat hari pada tanggal 16 – 17 dan 23 – 24 September 2023. Dan fakultasnya menyelenggarakan kegiatan tersebut pada tanggal 16 September 2023 lalu. Selain itu, wisuda ITS ke-128 dihadiri oleh jajaran pimpinan ITS termasuk Rektor, Wakil Rektor, para dekan di lingkungan ITS, perwakilan Senat Akademik dan perwakilan Majelis Wali Amanat ITS. Selain itu, wisuda tersebut dihadiri oleh para wisudawan, orang tua/wali wisudawan dan para undangan.
Mbak Qonita sapaan akrabnya ini menanggapi atas predikatnya sebagai lulusan termuda di Kampus ITS. “Alhamdulillah, syukur kepada Allah. Semua kemudahan dan kekuatan datangnya dari Allah. Alhamdulillah Allah SWT memberikan kesempatan untuk kuliah di ITS dan lulus tepat waktu. Terima kasih kepada orang tua, keluarga, dosen dan seluruh guru saya, sahabat-sahabat saya, teman-teman dan seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung saya berproses dan berprogress,” katanya.
Qonita membeberkan langkah-langkah strategisnya sehingga mampu meraih predikat membanggakan tersebut. Dirinya menyampaikan sebagai berikut : Di mulai dari pendidikan usia dini yang lebih awal yakni usia 2 tahun sudah diikutkan sekolah di Kelompok Bermain. Lanjut pendidikan TK, SD, SMP sesuai jenjang dan lama studinya.
“Di jenjang MA saya berkesempatan masuk kelas akselerasi, sehingga bisa masa studi SMA saya tempuh selama 2 tahun. Kemudian saat melanjutkan kuliah di ITS, saya berusaha untuk dapat menyelesaikan mata kuliah yang saya program pada setiap semesternya. Alhamdulillah, dengan rahmat dan pertolongan Allah semata, semua mata kuliah yang diprogram dapat lulus dengan baik,” terangnya.
Proposal dan skripsi pun dapat selesai tepat waktu, sehingga dirinya dapat menyelesaikan pendidikan program S1 dalam waktu 8 semester (4 tahun). Ada berbagai tantangan yang dirasakan ketika berada di bangku sekolah mulai dari SMPIT Darul Fikri Sidoarjo sebagai sekolah alumni saat itu.
“Karena saya berada di pondok pesantren, kemandirian sangat dituntut. Di pondok saya tidak hanya belajar akademik saja, tapi disana saya juga belajar materi diniyah dan ada program tahfidz yang membuat saya harus bisa memanage waktu dengan baik. Atas izin Allah di kedua jenjang tersebut saya bisa masuk kelas takhassus. Saya juga berusaha aktif mengikuti lomba tahfidz sebagai salah satu upaya menguatkan hafalan dan olimpiade matematika (karena merupakan mata pelajaran favorit saya),” tambahnya.
Saat di bangku kuliah, dia berusaha aktif di beberapa kegiatan kemahasiswaan baik ekstra maupun intra kampus. Saya merasa hal ini penting karena saat ini adalah masa untuk menempa diri, menimba ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya, juga untuk memberi kontribusi dan manfaat bagi ummat. Dalam kondisi ini, seringkali dihadapkan pada pilihan mana aktivitas ataupun tugas yang harus didahulukan.
“Sehingga saya dituntut untuk pandai membuat skala prioritas dan menentukan aktivitas yang jika saya kerjakan terlebih dulu akan memudahkan aktivitas saya selanjutnya. Rencana selanjutnya adalah insya Allah akan menyelesaikan studi S2 di Matematika ITS,” tegasnya.
Dn Alhamdulillah Qonita berkesempatan mendapatkan beasiswa untuk ambil program S2 di ITS dengan skema beasiswa fast track. Hal ini semakin menambah deretan pundi-pundi kebahagiaan bagi kedua orang tuanya dan SMP DAFI Pesantren Al Quran Science karena dapat menjadi salah satu alumni percontohan bagi para santri yang masih belajar dan mondok di DAFI Pesantren Al Quran Science.
Orang tuanya berpesan bahwa mengharapkan agar ananda Qonita tetap semangat dalam menambah ilmu dan wawasan, mempertahankan dan meningkatkan budaya dan kebiasaan baik yang telah dibina selama pendidikan dasar, SMP, MA, Pondok Pesantren dan pendidikan di Perguruan Tinggi. Salah satunya adalah kedekatan berinteraksi dengan Al Qur’an, termasuk menghafal, mengkaji, memahami kandungan makna Al Qur’an, kemudian bisa mengamalkan ilmu tersebut untuk kebaikan umat. (RJ/RED)







