BANYUWANGI (RadarJatim.id)—Maraknya penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja menjadi perhatian serius berbagai pihak. Menyikapi hal tersebut, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Abdurrahman Wahid menyelenggarakan Seminar Narkotika bertajuk “Peranan Pemuda dalam Mengatasi Maraknya Penggunaan dan Peredaran Gelap Narkotika di Banyuwangi” pada Rabu, 18 Mei 2025, di auditorium KHR As’ad Syamsul Arifin, Universitas Islam Ibrahimy Banyuwangi (UNIIB).
Seminar yang berlangsung sejak pukul 09.00 WIB ini dihadiri oleh para pemateri berkompeten dari berbagai instansi, antara lain Ipda Abdul Gofur, S.H. selaku Kanit 1 Reskrim Narkotika Polresta Banyuwangi; Kombespol Faisol Wahyudi, S.I.K., Kepala BNNK Banyuwangi; dan Dr. Yos Hermawan, mantan Ketua IDI Banyuwangi.
Acara tersebut dipandu oleh moderator Moh. Hakim Said, S.H., Ketua Yayasan Anti Narkoba Lapor Pulih Sehat Sejahtera (YAN-LPSS) Banyuwangi. Para pemateri menyampaikan materi dari berbagai perspektif, mulai dari aspek hukum, kesehatan, hingga motivasi pendidikan dan pergaulan.
Puluhan peserta yang hadir, mayoritas merupakan pelajar tingkat sekolah menengah atas, mahasiswa, dan masyarakat umum di wilayah Banyuwangi. Mereka mengikuti kegiatan dengan antusias, aktif dalam sesi tanya jawab, hingga acara selesai.
Ketua panitia kegiatan, M. Ananda Ulin Nuha atau yang akrab disapa Nanda, menjelaskan bahwa seminar ini tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga inspiratif dengan tujuan untuk memberikan edukasi sekaligus membangkitkan kesadaran pelajar akan bahaya narkotika serta mendorong mereka untuk aktif berperan dalam upaya pencegahan.
“Kami ingin adik-adik pelajar melihat bahwa mahasiswa tidak hanya belajar di kampus, tapi juga turun langsung ke masyarakat. Seminar ini adalah bentuk nyata kepedulian kami sebagai generasi muda terhadap masa depan bangsa,” ujarnya, Rabu (28/5/2025).
Menurut Nanda, HMI sebagai organisasi mahasiswa Islam yang telah lama berdiri, memiliki tanggung jawab moral untuk ikut serta dalam memerangi penyalahgunaan narkoba.
“Kami melihat bahwa peran mahasiswa tidak hanya sebagai agen perubahan secara teoritis, tetapi juga sebagai pelaku edukasi langsung di tengah masyarakat. Melalui pendekatan yang lebih setara dan komunikatif, mahasiswa bisa menjadi jembatan yang efektif antara dunia pelajar dan dunia kampus,” lanjutnya.
Nanda menambahkan, kegiatan ini juga bagian dari proses kaderisasi internal HMI agar mereka bisa belajar banyak hal, mulai dari komunikasi publik, pengorganisasian, serta pengabdian sosial. Inilah wujud dari pendidikan nilai dan karakter yang kami bangun.
Dengan harapan besar, Nanda menegaskan bahwa seminar ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi menjadi titik awal dari langkah-langkah konkret yang lebih luas.
“Kami ingin menyampaikan pesan bahwa dunia akademik terbuka untuk siapa saja, termasuk para pelajar dari berbagai latar belakang. Kampus bukanlah tempat yang jauh, tetapi tempat untuk semua yang mau belajar dan tumbuh,” pungkasnya. (hsn)