SURABAYA (RadarJatim.id) – Kota Surabaya tengah bersemangat mengaktivasi kawasan kota lama di bagian Utara. Tiga lokasi yang menjadi prioritas adalah Jl. Karet, Jl. Kasuari, dan Jl. Panggung Pasar Pabean. Desain konseptualnya pun sudah jadi.
Tidak sembarangan, desain pengembangan itu dibuat oleh konsorsium dari Britania Raya yang merupakan kolaborasi dari UK PACT (United Kingdom Partnering for Accelerated Climate Transitions), WRI (World Resources Institute) Indonesia, ARUP, dan Vital Strategies. Mereka menjadi mitra Pemkot Surabaya dan Dinas Perhubungan Kota Surabaya.
Kegiatan penyerahterimaan dokumen tersebut secara resmi dilaksanakan di lantai 2 gedung De Javasche Bank, Jl. Garuda 1 Krembangan, Surabaya, Selasa (12/11). Konsep desain itu kemudian dipamerkan ke publik di tempat yang sama, sebagai bagian dari rangkaian event Pekan Kota Lama yang berlangsung sejak 9 sampai 17 November mendatang.
Dalam acara tersebut Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Surabaya, Agus Imam Sonhaji, menyampaikan terima kasih atas kontribusi konsorsium karena ikut menata kawasan kota lama, yang dulu merupakan pusat perdagangan dan warisan budaya kota, untuk diwujudkan menjadi distrik bisnis dan budaya baru Surabaya.
“Ini memang baru awal. Baru desain konseptual. Tetapi untuk tiga kawasan sudah dibuatkan cukup detail. Kita akan menindaklanjuti konsep ini menjadi aksi. Semoga pula konsorsium dari Britania Raya ini juga bersedia mendukung membuat desain konseptual untuk kawasan-kawasan berikutnya secara bertahap, “ ujarnya saat memberikan sambutan mewakili Pj Walikota Surabaya.
Pihak konsorsium UK PACT menjelaskan bahwa Jl. Karet akan dimanfaatkan sebagai kawasan Pecinan bersejarah dengan fungsi modern untuk melestarikan kebudayaan peranakan. Kawasan ini akan memberi ruang bagi wisatawan untuk menikmati café dengan latar belakang rumah kuno dengan inner courtyard yang teduh.
“Sedangkan untuk koridor Jl. Lasuari akan direvitalisasi menjadi jalanan yang aktif dan dimanfaatkan untuk menghidupkan perusahaan kreatif, perajin, dan bisnis. Sekaligus merayakan sejarah, budaya, dan inovasi Surabaya,” ujar Melwin Aswar, Urban Design Leader ARUP dalam paparannya.
Sementara itu Jl. Panggung Pasar Pabean akan diretrofit menjadi pusat kuliner dengan mengaktifkan jaringan jalan yang menghubungkan Pasar Pabean dengan Kalimas serta memanfaatkan bangunan gudang yang terbengkalai. Masih ada sembilan koridor jalan lain yang akan menyusul dibuatkan desain konseptualnya (lihat grafik).
Yang menarik desain konseptual ini menggunakan dasar acuan yang cukup komprehensif. Di antaranya memerhatikan aspek keberlanjutan (sustainable), rendah karbon, inklusif dalam arti diperuntukkan bagi semua strata sosial masyarakat, hingga ramah terhadap difabel.
Rendah karbon antara lain diwujudkan dengan konsep memindahkan lalu lintas padat ke pinggir area dan membangun transit hub yang ramah lingkungan. Tata letak jalan dirancang untuk meningkatkan aktivitas fisik, keselamatan, dan interaksi publik dengan membatasi kendaraan bermotor, dan menyediakan ruang bagi pejalan kaki dan pengendara sepeda angin. “Trotoarnya dibuat ramah untuk kaum difabel,” kata Agus Imam Sonhaji di sela meninjau pameran.
Ketua Kadin Surabaya, H.M. Ali Affandi, L.N.M. menyambut baik desain konseptual kawasan kota lama. Menurutnya, pengusaha perlu diajak berkolaborasi untuk merealisasikan di lapangan. Untuk itu dirinya mengusulkan tiga poin strategis.
“Pertama, tetapkan insentif pajak bagi pengusaha yang terlibat. Kedua, beri kemudahan perizinan, dan ketiga beri pengelolaan bersama untuk area heritage,” katanya selaku narasumber pada sesi Diskusi Publik dengan topik Menata Surabaya yang Inklusif dan Berkelanjutan Mulai dari Kota Lama.
Kabar baiknya, kini sudah ada pengusaha yang tertarik berinvestasi ke kawasan kota lama ini. Di antaranya Jakob Gatot Surarjo Co-Founder M Bloc Space, yang juga menangani Pos Bloc Jl. Kebon Rojo Surabaya. Dirinya berharap semua upaya ini dapat menjadi energi baru, dapat menghidupkan komunitas kreatif, dan ada multiplier effect kepada masyarakat. (rio)
