SURABAYA (RadarJatim.id) Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri kegiatan Silaturahim Syawal 1444 H yang digelar oleh DPW LDII Jatim pada Rabu (18/5/2023) di Aula Ponpes Sabilurrosyidin Annur, Gayungan, Surabaya.
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah menghimbau semua pihak menjaga persatuan menjelang tahun politik 2024 untuk meningkatkan toleransi antar umat beragama.
“Dalam waktu dekat ini, PR bangsa kita yaitu persatuan, yang kedua persatuan dan ketiga juga persatuan. Jika kita bersatu, maka perbedaan pendapat itu menjadi bagian yang saling bisa dimaklumi. Dan inilah yang telah mengantarkan capaian indeks Kerukunan Umat Beragama di Jawa Timur mencapai 77,8 persen,” ujarnya.
Khofifah memaparkan data Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) di Jawa Timur pada tahun 2021 mencapai angka 77,8 persen. Capaian tersebut menempatkan Jawa Timur sebagai provinsi dengan Indeks KUB tertinggi di Pulau Jawa. Angka tersebut bahkan tercatat lebih tinggi dari capaian nasional yang berada pada angka 72,9 persen.
Atas capaian itu, Gubernur Khofifah yang hadir secara langsung pada acara Silaturahim Syawal menyampaikan, hal tersebut merupakan hasil dari sinergi, kolaborasi, gotong royong dan tepo seliro yang terjalin di seluruh elemen di Jawa Timur.
Di tahun politik nanti, Gubernur Khofifah juga mengajak semua pemimpin harus berorientasi pada konsep fii hirasatuddin waa siyasatuddunya, yakni proses menjaga agama dan mengatur dunia atau negara.
“Ini menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Setelah selesainya proses demokrasi nanti monggo sareng-sareng noto negoro, bangun kerukunan, bangun kehidupan yang konstruktif,” pesan Khofifah.
Lanjut Gubernur Khofifah, selain itu juga dibutuhkan moderasi, saling tafahum (saling memahami) dan toleransi di dalamnya. Meskipun ada perbedaan di dalamnya, namun terdapat understanding antara satu dengan yang lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan respect dan trust antara satu sama lain.
“Kita bisa membangun negeri ini dan membangun seluruh kekuatan NKRI, meskipun min abwabim mutafarriqoh, yaitu dari kalangan profesi yang berbeda. Maka dengan kegiatan Silaturahim Syawal ini, ke depan tidak akan mudah bersu’udzon. Dan jika berbeda pendapat diantara kita, pasti akan ada proses tabayyun dan tafahum,” lanjutnya.
Selain itu, dengan seringnya bersilaturahim maka akan terbangun silatur ruh, yakni hubungan spiritual dan jiwa antar sesama manusia. “Akhirnya bisa nyambung roso lan nyambung dungo, dan nanti hal itu yang akan menjadikan manusia semakin mengokohkan persatuan dan kesatuan dalam bermasyarakat,” tambahnya.
Ketua DPW LDII Provinsi Jawa Timur KH Moch Amrodji Konawi dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa Silaturahim Syawal dilaksanakan dalam rangka halal bihalal untuk saling maaf memaafkan setelah melaksanakan puasa ramadan. Dengan mengambil tema membangun silaturahmi untuk menguatkan ukuwah dan meneguhkan tegakknya NKRI, kegiatan digelar dengan penuh kekeluargaan.
“Kita kemas silaturahmi syawal, tujuan kita jelas yaitu momen ini kita manfaatkan sebaik baiknya untuk saling memaafkan. Dengan diisi wawasan kebangsaan,” kata KH Moch Amrodji.
Pihaknya melihat kondisi sekarang ini bangsa Indonesia dirasa agak terpecah. Dimana masih ada yang menggunakan bahasa kampret, cebong, kadrun, radikal, dan lain sebagainya.
“Ini enggak boleh terjadi di negeri kita, dan saya yakini itu bukan watak bangsa kita,” tegasnya.
Dikatakan, jika antar ormas Islam, lintas agama maupun suku saling silaturahmi, maka diyakini Indonesia hebat. “Ini yang kita harapkan. Kita jangan sampai terjebak dengan permusuhan satu sama lainnya. Saya yakin kita bisa rangkulan satu sama lainnya sehingga tidak ada perbedaan,” tegasnya.
Sementara itu, pemateri kebangsaan dari PB NU, KH Ahmad Fahrurrozi mendukung penuh kegiatan Silaturrahim Syawal yang dihelat DPW LDII Jawa Timur tersebut. Ia menilai kegiatan itu bertujuan membangun komunikasi diantara tokoh agama lainnya. “Saya setuju sekali adanya kegiatan ini. Di sini berkumpul semuanya, ada NU, Muhammadiyah, dan tokoh agama lainnya. Ini menunjukkan kita sebagai warga negara Indonesia yang baik dan dewasa, yang bisa berbeda pendapat dan pandangan tapi tetap dalam bingkai persatuan,” katanya di hadapan para peserta dari DPD LDII Kabupaten/Kota se – Jawa Timur. (RJ1)