GRESIK (RadarJatim.id) — Universitas Internasional Semen Indonesi (UISI) menghadirkan fasilitas baru, berupa masjid dan perpustakaan yang represnatif. Menariknya, dua fasilitas ini dibangun dengan memanfaatkan bekas silo (tempat penampungan semen raksasa) di area pabrik Semen Gresik. Ini pertama di Indonesia, bahkan dunia.
Hadirnya kedua fasilitas ini secara resmi diresmikan oleh Founder UISI yang juga mantan Direktur Utama PT Semen Gresik (sekarang Semen Indonesia), Prof (HC) Dr Ir Dwi Soetjipto, MM, Jumat (16/5/2025). Sebelum prosesi peresmian berlangsung, puluhaa undangan (yang pria, Red), bersama-sama menjalani sholat Jumat di masjid yang akan diresmikan, yakni Masjid Silo Al Ilmi yang mampu menampung ratusan jamaah itu.
“Silakan berkeliling di seluruh wilayah Indonesia, dan bahkan di dunia. Apa ada masjid sekaligus tempat perkuliahan yang menggunakan silo bekas penampungan semen? Ini hanya ada di Gresik, di kampus UISI,” ungkap Dwi Soetjipto, bangga.
Dwi Soetjipto yang Dirut Semen Indonesia periode 2005 – 2014 itu menyampaikan, pembangunan Masjid Silo Al Ilmi merupakan simbol transformasi kreatif yang menggabungkan nilai sejarah industri dan semangat pendidikan sekaligus spiritualitas.
“Transformasi ini bukan hanya soal arsitektur, tapi tentang bagaimana kita memaknai kembali ruang industri sebagai pusat peradaban, ilmu, dan iman,” ujarnya, seraya menambahkan, selain masjid, di bangunan bekas silo raksasa itu, juga diresmikan Perpustakaan UISI sebagai pusat literasi dan riset kampus.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor UISI, Prof Dr Ing Herman Sasongko, mengungkapkan, nama ‘Silo Al Ilmi mencerminkan filosofi yang sangat kuat dan mendalam.
“Silo adalah wadah besar yang kini menjadi simbol semangat UISI dalam menyebarkan ilmu dan nilai ke-Islaman ke berbagai penjuru dunia,” ujarnya.
Lebih dari sekadar tempat ibadah, sambungnya, masjid ini juga dirancang sebagai destinasi wisata edukatif dan religi. Diharapkan, keberadaan fasilitas ibadah ini dapat menarik perhatian arsitek, sejarahwan, hingga kurator museum pada rekayasa ulang bangunan industri menjadi karya bernilai budaya dan spiritual sekaligus.
“UISI, melalui peresmian ini berkomitmen meneruskan warisan intelektual Islam di Gresik, yang dahulu menjadi pusat dakwah melalui Giri Kedaton dan para Wali Songo, khususnya Sunan Giri, ” ungkapnya.
Ia menambahkan, pembangunam Masjid Silo Al Ilmi di kampus UISI ini membuktikan, bahwa pendidikan tinggi tak hanya membangun kecerdasan intelektual, tetapi juga memperkuat akar spiritual dan kebudayaan bangsa, berpijak pada kearifan lokal dan menatap masa depan global. (har)







