GRESIK (RadarJatim.id) – Keluarga besar Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Gresik, Jawa Timur dan berbagai entitas umat Islam di Kota Santri Gresik berduka. Salah satu tokoh terbaiknya, Drs KH M. Mansoer Shodiq, MAg, meninggal dunia, Minggu (27/4/2025) pagi dalam usia 77 tahun, setelah beberapa hari menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Semen Gresik (RSSG).
Beberapa hari sebelum berpulang, seruan doa untuk kesembuhan kiai bepenampilan kalem dan bersahaja ini terus bersautan di grup-grup media sosial, terutama di jajaran MUI Gresik. Beberapa hari menjelang Kiai Mansoer Shodiq seda (meninggal), salah satu anggota MUI Gresik menginformasikan, bahwa sang kiai tengah dirawat intensif di RSSG. Karena itu, dimohon jamaah memberikan doa untuk kesembuhannya.
Kabar duka pun dengan cepat menyebar begitu ada kabar, bahwa Kiai Mansoer Shodiq meninggal pada Minggu pagi, pukul 05.57 WIB. Penyebaran berita duka secara berantai itu nyaris memenuhi jagat maya di berbagai platform media sosial.
”Pagi ini jam 6 Romo KH Mansur Shodiq sampun kapundut. Mugi terampuni salah khilaf dan diterima amal ibadah beliau. Aamiin YRA,” tulis pesan WhatsApp (WA) di grup MUI Gresik pada pukul 06.23 WIB, yang dengan cepat lalu menyebar ke berbagai grup WA dan media sosial lainnya.
Suasana duka pun menyelimuti kediaman almarhum KH Mansoer Shodiq, di Jalan Asahan No. 41, Perumahan BP Randuagung, Kebomas, Gresik. Jenazah Ketua MUI Gresik dua periode, yakni pada 2014–2024 ini disholati di Masjid Agung Maulana Malik Ibrhim Gresik usai jamaah Dzuhur dan dimakamkan di pemakaman umum GKB, di belakang Masjid Nusantara.
Wakil Ketua Umum MUI Gresik Prof Dr Abdul Khaliq, mewakili keluarga menyampaikan ribuan terima kasih kepada pentakziyah yang ikut men-sholati jenazah di Masjid Agung Maulana Malik Ibrahim Gresik.
“Kami sampaikan terima kasih atas semua yang Bapak-bapak dan semua pihak berikan sejak dirawat di rumah sakit hingga saat ini yang secara bersama-sama ikut memberikan penghormatan terakhir dalam sholat jenazah secara berjamaah buat almarhum, guru kita Kiai Haji Mansoer Shodiq,” ujar Prof Khaliq seraya menambahkan, jika ada pihak yang masih memiliki tanggungan utang-piutang untuk secepatnya diselesaikan dengan pihak keluarga.

KH Mansoer Shodiq saat berkiprah memimpin MUI Gresik. (ist)
Muslih, Ketua Bidang Ekonomi Syariah MUI Gresik, memiliki kesan khusus dalam mengenang kiprah panjang almarhum di lembaga keulamaan itu. Menurutnya, Kiai Mansoer merupakan sosok sederhana namun memiliki displin tinggi.
“Saya masuk kepengurusan MUI mulai tahun 2019. Selama saya bergabung, beliau adalah pemimpin yang disiplin dan sederhana. Tidak pernah telat, hampir tidak pernah absen dalam semua kegiatan MUI. Meski sudah tidak menjabat, beliau tetap aktif sebagai Dewan Pertimbangan dan masih tetap sama kedisiplinannya,” kenang Muslih.
Sebelum menjabat sebagai ketua MUI, KH Mansoer Shodiq mengabdi di Kementerian Agama Gresik. Setelah memasuki masa pensiun, ia dipercaya memimpin MUI Gresik selama dua periode dan mencetak berbagai capaian gemilang, termasuk membawa MUI Gresik menjadi juara satu akreditasi MUI se-Jawa Timur pada 2023.
Sementara Sekretaris Umum MUI Gresik, Makmun, MAg, juga merasakan duka mendalam atas berpulangnya KH Mansoer Shodiq. Ia mengaku cukup lama turut mendampingi Kiai Mansoer Shodiq di MUI. Baginya, kiai kelahiran 1948 tersebut adalah guru sekaligus panutan yang layak diteladani.
“Beliau adalah sosok ulama, pendidik, dan panutan yang dengan ketulusan, ilmu, dan akhlaknya membimbing kami bagaimana cara mengabdi,” katanya mengisahkan sosok Kiai Mansoer Shodiq.
“Jejak perjuangan, ilmu, dan keteladanan beliau akan terus hidup dan menjadi penerang jalan kami. Semoga Allah menerima segala amal shalih beliau, mengampuni segala dosa dan kesalahan beliau, serta menempatkan beliau di surga-Nya yang paling mulia,” pungkasnya. (har)