SURABAYA (RadarJatim.id) Gubernur Jawa Timur (Jatim) periode 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa menerima kunjungan Kepala Perwakilan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Indonesia Gita Sabharwal di Surabaya. Dalam kesempatan ini, Khofifah menegaskan komitmen Jatim sejalan dengan komitmen Presiden Jokowi dalam hal perlindungan perempuan dan anak.
Di mana, pemerintah provinsi dan negara wajib hadir untuk memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak.
“Jadi ketika saya jelaskan negara harus hadir seperti yang sering disampaika Pak Jokowi. Negara harus hadir, negara harus hadir, itu kemudian akhirnya saya menyampaikan,” kata Khofifah di Surabaya, Jum’at (9/8/24).
Lanjutnya dia menegaskan komitmen terhadap pembedayaan dan perlindungan perempuan serta anak bahkan sejak masa menjabat sebagai gubernur. Terkhusus untuk persoalan kekerasan seksual dan inses atau hubungan adik kakak.
“Jadi ketika kita di Pemprov kemudian turun peraturan Mendagri (Menteri Dalam Negeri) bahwa daerah tidak boleh melakukan program layanan seperti ini. Saya kemudian bertemu Pak Mendagri,” kata Khofifah.
Dia menuturkan pesoalan kekerasan perempuan dan anak harus menjadi konsen yang terus diperhatikan dalam penyelesaiannya. Sebab korban dari perbuatan kejahatan tersebut memberi dampak jangka panjang.
Karenanya, lanjut dia, dibutuhkan penanganan khusus dan menyeluruh baik terhadap pelaku maupun korban. Terlebih banyak di antara korban berusia remaja hingga masih dalam lingkup anggota keluarga.
“Jadi saya sampaikan kondisi di lapangan kalau ada anak mengalami kekerasan seksual dan inses tidak mungjin dia pulang. Kalau dia pulang ke rumah berarti pasti menjadi korban kedua kalinya,” jelas Khofifah.
Diketahui Khofifah berhasil menekan angka kekerasan terhadap dan anak di Jatim. Tercatat di Provinsi Jawa Timur terdapat 2.496 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak pada tahun 2022.
Angka tersebut kemudian menurun di tahun 2023 menjadi 777 kasus terhadap perempuan dan 1.232 kasus terhadap anak pada tahun 2023. (RJ1/RED)