SIDOARJO (RadarJatim.id) – Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sidoarjo melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sumput, Kecamatan Sidoarjo yang porak-poranda diterjang hujan deras disertai angin kencang pada Senin (26/02/2024) lalu.
Setidaknya ada 3 ruang kelas di lantai 2 yang atap atau plafonnya ambruk, sehingga air hujan masuk menggenangi ruang kelas tersebut.
Melihat kondisi SDN Sumput tersebut, Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo Abdillah Nasih yang didampingi Aditya Nindyatman dan Thoriqul Huda meminta kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Kabupaten Sidoarjo untuk segera melakukan perbaikan, Rabu (28/02/2024).
“Kita minta kerusakan ini segera diperbaiki, karena sebentar lagi memasuki bulan Ramadhan. Biasanya sekolah-sekolah mengadakan pondok Ramadhan. Harapan kami, kelas yang rusak ini sudah selesai diperbaiki,” katanya.
Legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengungkapkan bahwa Dinas P dan K Sidoarjo harus memiliki dana taktis yang dapat digunakan sewaktu-waktu, apabila sedang terjadi bencana alam seperti saat ini.
“Kalau di Dinas (P dan K,red) saat ini anggarannya hanya Rp 300 juta. Dan itu untuk semua sekolah di Sidoarjo,” ungkapnya.
Untuk itu, Komisi D DPRD Sidoarjo mengusulkan solusi jangka panjang untuk antisipasi kembali terjadinya bencana alam dengan anggaran on call yang bisa digunakan sewaktu-waktu setiap ada bencana alam atau kejadian tak terduga.
“Dan juga ada anggaran pemeliharaan di dinas pendidikan untuk memperbaiki sekolah-sekolah rusak ringan, sedang maupun rusak berat,” ujarnya.
Heri Purwanto, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana (Kabid Sarpras) Dinas P dan K Sidoarjo yang ikut mendampingi sidak Komisi D itu menjelaskan bahwa pihaknya saat ini sedang melakukan penghitungan kerusakan serta jumlah anggarannya.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya akan segera mengganti plafon SDN Sumput yang ambruk akibat diterjang hujan deras disertai angin kencang dengan plafon yang lebih tahan air.
“Saat ini, kami masih hitung kebutuhan anggarannya untuk mengganti plafon disini,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala SDN Sumput Sri Rahayu Wilujeng menguturkan bahwa akibat terjangan hujan deras yang disertai angin kencang, proses belajar mengajar di SDN Sumput dibagi menjadi 3 shift. Mulai pukul 07.00-09.00 WIB untuk kelas I dan II, kemudian dilanjutkan Kelas III dan IV serta kelas V dan VI.
“Karena ini kondisi darurat. Maka setelah pembelajaran di kelas selesai, dilanjutkan di rumah masing-masing,” tuturnya.
SDN Sumput memiliki 457 siswa. Sedangkan 3 ruang kelas yang rusak itu digunakan untuk 6 rombongan belajar (rombel), yaitu kelas II dan kelas IV. (mams)