GRESIK (RadarJatim.id) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Gresik kedatangan tamu istimewa, Jumat (21/3/2025). Tamu dimaksud adalah mahasiswa internasional asal Afghanistan yang tengah berkuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.
Kehadiran mahasiswa itu diterima langsung oleh Ketua Umum MUI Gresik, KH Ainur Rofiq Thoyyib dan Sekretaris Umum Makmun, MAg.
Di hadapan Ketum dan Sekum MUI, Baburi, salah satu mahasiswa asal Afghanistan itu, menyampaikan ketertarikannya untuk mempelajari perkembangan Islam di Indonesia, terutama terkait peran MUI dalam menjaga harmoni dan hubungan antaraumat Islam dengan pemerintah.
Merespon keinginan mahasiswa tersebut, Kiai Rofiq, sapaan akrab KH Ainur Rofiq Thayyib, menjelaskan, bahwa MUI memiliki peran strategis dalam menjaga hubungan antara umat Islam dan pemerintah.
“Keberadaan MUI berperan sebagai jembatan antara umat dan pemerintah dalam menjaga keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia,” ujar Kiai Rofiq.
Menurutnya, MUI berperan dalam memberikan pandangan keagamaan kepada pemerintah, serta membangun sinergi dengan berbagai organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam agar kehidupan masyarakat tetap aman dan damai.
“Ukhuwah wathaniyah atau ikatan kebangsaan itu penting. Jika kita lahir di sebuah negara, maka kita harus bersama-sama mendorong kemajuan negara tersebut dalam berbagai bidang,” tandasnya.
Lebih lanjut, Kiai Rofiq menjelaskan, di Indonesia, perbedaan pendapat antarulama merupakan hal yang wajar dan selalu dapat dicarikan solusi bersama. Salah satunya, melalui peran MUI sebagai wadah koordinasi antar-Ormas keagamaan Islam.
Pada bagian lain, Baburi mengungkapkan kekagumannya terhadap kehidupan beragama di Indonesia. Bersama teman-temannya, ia mengaku terkesan dengan banyaknya masjid di Indonesia, sehingga memudahkan umat untuk melakukan ibadan secara maksimal. Ini berbeda dengan kondisi di negaranya, yang memang terlalu lama berada dalam situasi perang.
“Saya terkesan dengan banyaknya masjid di Indonesia, yang memudahkan umat Islam untuk beribadah. Berbeda dengan Afghanistan, yang jumlah masjidnya lebih sedikit,” ujar mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional, FISIP UINSA ini.
Ia juga mengaku tertarik untuk lebih mendalami dan belajar tentang kerukunan antarumat Islam di Indonesia. Pasalnya, meski mereka (umat Islam, Red) hidup dalam organisasi yang beragam, bisa hidup berdampingan secara rukun dan damai.
“Semoga selama saya di Indonesia, saya bisa lebih banyak belajar tentang Islam Indonesia, sebagai bekal kalau saya pulang ke negara saya,” katanya berharap.
Menutup pertemuan, Makmun, MAg, Sekretaris Umum MUI Gresik, menyampaikan, bahwa pihaknya sangat terbuka untuk menemani dan mendampingi belajar bersama tentang Islam di Indonesia. Karena itu, ia mempersilakan mahasiswa internasional yang tengah belajar di kampus-kampus Indonesia, termasuk UINSA, untuk datang ke MUI untuk mendalami bagaimana kehidupan keagamaan di Indonesia.
“MUI Gresik terbuka, kalau Baburi atau mahasiswa internasional lainnya ingin lebih dalam mempelajari kehidupan Islam di Indonesia, kami siap untuk jadi fasilitator,” ungkap Makmun. (cak/har)