GRESIK (RadarJatim.id) – Daun mimba (Azadirachta indica) mengantarkan dua siswa SMA Muhammadiyah 10 (Smamio) GKB, Gresik, mendulang prestasi bertaraf internasional. Keduanya adalah Salsabila Meutia dan Yoraisa Ghany Setiawan, yang meneliti daun mimba sebagai penghambat virus corona.
Prestasi internasional itu mereka genggam setelah dinobatkan sebagai peraih medali perak dalam ASEAN Innovative Science Environmental and Entrepreneur Fair (AISEEF) secara daring, Rabu (24/2/2021).
Ini pretasi kedua setelah Desember 2020 lalu tim peneliti Smamio itu juga meraih medali perak dalam WISPO (World Innovative Science Project Olympiad) secara online. Waktu itu, penelitian yang diikutkan lomba adalah dasar mengenai kandungan daun mimba sebagai kandidat obat potensial SARS CoV-2—virus Corona baru penyebab Covid-19.
“Kali ini, kami mengembangkan penelitian tersebut untuk mengetahui peluang keberhasilan daun mimba dalam menghambat pertumbuhan virus SARS CoV-2 di tubuh manusia melalu analisis in silico,” ungkap Salsabila Meutia, Kamis (25/2/2021).
AISEEF diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA), bekerja sama dengan MIICA Malaysia, Food Science Department of Institut Pertanian Bogor, Nutrition Department of Universitas Diponegoro, Universitas Dian Nuswantoro, Indonesia International Institute for Life Science (i3L), Himpunan Penggiat Adiwiyata Indonesia, dan Yayasan Prestasi Pendidik Indonesia.
Di bawah bimbingan Koordinator bidang penelitian Nanik Rahmawati Fuadah, kedua siswa kelas XI MIA 2 itu berhasil menyabet medali perak melalui penelitian berbahan daun mimba (Azadirachta indica) yang bisa menjadi obat kandidat potensial Covid-19.
Meut —sapaan akrab alsabila Meutia— mengaku senang dengan hasil penelitiannya kali ini. “Alhamdulillah dengan persiapan hampir satu bulan, kami berhasil mengembangkan penelitian lanjutan dari daun mimba ini,” ujarnya.
Lebih menyenangkannya lagi, lanjutnya, saat presentasi mereka mendapat banyak masukan dari dewan juri. “Tentunya menambah wawasan dan semangat kami untuk melakukan penelitian lanjutan,” ungkapnya.
Rekannya, Yoraisa Ghany Setiawan, mengaku juga merasa gembira dan bangga dengan apa yang dicapai. Hal itu karena prestasi yang dicapai di ajang internasional.
“Selain kami fokus dengan penelitian dan juga hasilnya, kami juga bisa meningkatkan kemampuan public speaking berbahasa internasional yakni bahasa Inggris. Karena saat kami presentasi dan para juri bertanya menggunakan bahasa Inggris,” papar Yoraisa yang juga merupakan salah satu anggota Inspiration Class (IC) Public Speaking Smamio.
Selain diikuti oleh siswa SMA, ajang internasional AISEEF ini juga diikuti oleh mahasiswa. “Oleh karena itu, kami bangga bisa berkompetisi dengan siswa SMA sekaligus mahasiswa di seluruh ASEAN,” tambahnya.
Nanik Rahmawati Fuadah pun mengaku senang dengan capaian dua siswa binaannya itu. “Anak-anak sudah peka terhadap permasalahan yang ada di lingkungan. Semoga penelitian ini bisa membantu memberikan solusi bagi permasalahan di sekitar mereka,” harap guru Kimia kelas XII ini.
Nanik juga berharap semoga dengan capaian yang didapatkan oleh Yoraisa dan Meutia bisa menularkan semangat ke teman-teman mereka untuk berkompetisi di ajang riset yang lain.
Tentang detail penelitian, Nanik mengungkap, penelitian yang dilakukan oleh dua siswanya sedang dalam proses publikasi artikel di jurnal. Karena itu, ia belum bisa menyampaikan ke publik.
“Untuk detail penelitian belum bisa kami bagikan untuk menghindari adanya plagiasi, karena artikel jurnal masih dalam proses publishing,” ujarnya Kamis (25/2/2021). (*/rj2)







