SIDOARJO (RadarJatim.id) Anggota Komisi D DPRD Sidoarjo H Pratama Yudhiarto atau kerap disapa Mas Tama menegaskan agar kegiatan Outdoor Learning (ODL) yang dilakukan oleh sekolah negeri dan swasta di wilayah Sidoarjo jangan sampai membebani orang tua. Jarak ODL juga ditegaskan jangan sampai lebih dari 400 kilometer.
Hal itu disampaikan saat anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD Sidoarjo ini menjadi nara sumber dalam kegiatan materi Pembelajaran Inovatif Bagi Peserta Didik Jenjang Sekolah Menengah Pertama di SMPN 2 Sidoarjo, yang diikuti perwakilan guru dan murid tingkat SMP swasta dan negeri di Sidaorjo, Rabu (14/5/2025).
Dalam kesempatan itu disampaikan bahwa draf keputusan bupati terkait ODL pihaknya sudah memberikan saran dan masukan. Dimana jarak jangan sampai lebih dari 400 km. Tujuannya agar jarak tidak terlalu jauh sebab bisa beresiko pada keamanan dan juga berdampak pada biaya mahal.

“Jangan sampai ODL memberatkan wali murid. Memang perlu ada pembelajaran inovatif di luar kelas, namun kami tegaskan tetap harus menekankan batas jarak maksimal yang diperbolehkan. Intinya adalah kegiatan outdoor learning yang dilakukan oleh sekolah, baik negeri maupun swasta, mulai dari SD hingga SMP di Sidoarjo ini jangan membebani wali murid,” kata Mas Tama.
Dikatakan, bahwa kegiatan ODL perlu mendapat dukungan wali murid dan itu dinilai penting untuk mendukung proses belajar mengajar agar tidak monoton.
Sedangkan disinggung jika ada sekolah yang membebani wali murid ndan melakukan ODL dengan jarak tempuh lebih dari 400 km, pihaknya menyampaikan bahwa bakal ada sanksi tegas bagi sekolah.
“Kalau nanti sudah ditandatangani dan masih ada sekolah yang ODL-nya lebih dari 400 km, pasti ada sanksi. Bisa pencopotan kepala sekolah atau mutasi. Ini demi kebaikan bersama, terutama untuk melindungi siswa dan orang tua,” tegasnya.
Selama ini diakui bahwa banyak keluhan masyarakat terhadap biaya ODL yang terlalu mahal. Bahkan hamper tiap hari ada saja wali murid dari keluarga tidak mampu yang wadul ke Komisi D DPRD Sidoarjo.
“Komplainnya ke Komisi D itu hampir tiap hari. Bahkan ada orang tua yang mengajukan bantuan dana ke Baznas untuk memperbaiki rumah, tapi terbebadi karena anaknya harus ikut ODL,” terangnya.
Pihaknya juga berpesan agar mari bersama sama menyelamatkan mental anak didik. Jangan sampai mereka kehilangan semangat belajar hanya karena tidak mampu ikut ODL akibat terbentur dengan yang biayanya mahal. (RJ/RED)