SIDOARJO (RadarJatim.id) — Memasuki tahun ajaran baru 2024/2025, SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo telah meningkatkan integritas dan karakter GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan). Yakni dengan menggelar workshop yang diikuti oleh seluruh keluarga besar SMK Negeri 2 Buduran, pada Kamis (11/7/2024) pagi.
Prosesi pembukaan dilakukan langsung oleh Kepala SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo, Dra. Hj. Mariya Ernawati, MM dengan menghadirkan narasumber yang sangat mempuni di bidangnya, yakni H. Mim Saiful Hadi, S.Ag, M.Pd dari Management Boarding School Al Hikmah Surabaya juga Tim Building Ilman Aji Ibrahim, S.Pd.I dan Razak, S.Pd.I.
Menurut, Mariya Ernawati bahwa integritas dan dedikasi itu sangat penting dimiliki oleh setiap individu. Karena akan dapat meningkatkan performa individu dalam sebuah organisasi. Hal inilah yang menjadi tujuan SMK Negeri 2 Buduran untuk mengadakan workshop yang bertemakan Peningkatan Integritas dan Character Building.
“Dengan harapan memasuki tahun ajaran baru 2024/2025 ini keluarga besar SMK Negeri 2 Buduran, visi dan misinya sama sejalan dan seiring meningkatkan prestasi sekolah,” harap Bu Mariya_sapaan sehari-harinya.
Sementara itu, menurut Mim Saiful Hadi bahwa guru itu bukan sekedar profesi, tetapi guru adalah panggilan hati. Guru itu kalau mau etos kerjanya tinggi, prestasinya tinggi maka pondasinya harus berkomitmen yang kuat dalam tiga hal, yaitu belajar, berjuang dan berpestasi yang beriorientasi keagaman dan budi pekerti.
Disamping itu juga ada tiga peran yang menyatu dalam guru, pertama guru adalah sebagai guru agama. Karena memang-memang insan-insan kita adalah agamis, makanya tampilkan diri anda, tampilkan diri kita dan tunjukkan sikap kita, sikap seorang yang religius. Jadilah seorang guru yang religius, setidaknya dihadapan murid. Maka tutur katanya juga harus diatur dengan baik.
“Tunjukkan kalau kita bisa menjadi contoh yang taat beragama. Karena hal tersebut akan menjadi modal utama kalau kinerja kita tentu akan berprestasi. “Jadi tidak mungkin akan berprestasi kalau kepribadian kita buruk,” tegasnya.
“Oleh karena itu, kuncinya jangan pernah membatasi pola pikir anak-anak kita dengan kata ‘hanya sebatas tukang’. Kamu anak SMK mau jadi apa ? paling jadi tukang catat. Tukang ketik/tata usaha. Maksudnya kreativitas anak-anak jangan dibatasi, jangan dimatikan, karena mereka juga bisa lebih tinggi dari yang sekarang,” pesan penting Mim Saiful Hadi.(mad)