SIDOARJO (RadarJatim.id) – Pondok Ramadhan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan SMK Negeri 1 Sidoarjo untuk menyemarakkan Bulan Ramadhan 1445 H. Bertemakan ‘Menuju Generasi Emas yang Hebat dan Berakhlakul Karimah,’ diikuti oleh peserta didik Kelas X, XI, dan XII pada (19-24/3/2024).
“Dengan tema tersebut kegiatan selama Pondok Ramadhan dirancang untuk memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik secara lebih variatif,” ujar Abdul Aziz selaku Ketua Panitia.
Lebih lanjut Abdul Aziz mengatakan, bahwa ada beberapa tujuan diselenggarakannya Pondok Ramadhan. Pertama, memberikan pemahaman kepada peserta didik mengenai ajaran agama dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, meningkatkan kepedulian peserta didik kepada orang lain. “Dan yang ketiga, melatih peserta didik untuk dapat melakukan kegiatan positif yang bernilai ibadah,” jelasnya.
Ia kakatanya, kalau kegiatan Pondok Ramadhan ini dirancang secara variatif dan aplikatif, yakni mengenai akidah, fikih, dan akhlak. Peningkatan pemahaman disampaikan melalui materi adab mencari ilmu, fikih puasa, dan motivasi menjadi generasi emas. “Sedangkan dalam tataran praktik, peserta didik mendapatkan penguatan mengenai salat berjamaah, praktik salat jenazah, hafalan Quran, pengumpulan zakat fitrah, pemberian donasi kepada peserta didik dan ke Panti Asuhan Ulin Nuha Pagerwojo Sidoarjo,” terang Abdul Aziz.
Kepala SMK Negeri 1 Sidoarjo, Dhanu Lukmantoro, S.Kom ST MM mengatakan, dalam bulan Ramadhan ini menjadi kesempatan yang baik untuk meningkatkan kualitas belajar, keimanan, dan ketakwaan kepada Allah SWT para siswa.
“Melalui kegiatan ini, peserta didik harus bersemangat mengikuti setiap kegiatan yang sudah disusun. Praktikkan kepedulian kepada sesama dengan menyalurkan zakat fitrah dan donasi melalui amil yang ada di sekolah. Nantinya zakat fitrah dan donasi akan diberikan kepada peserta didik dan juga kepada Panti Asuhan di sekitar sekolah,” ujarnya.
Sementara peserta didik yang beragama Kristen dan Katolik mendapatkan Peningkatan Rohani dari Guru Agama Kristen dan Katolik. “Selain itu, sebagai wujud toleransi, peserta didik non muslim diundang untuk mengikuti buka bersama,” jelas Dhanu Lukmantoro.(mad)