Ir Armuji menceritakan pengalamannya selama menjadi legislator di DPRD Surabaya. Kepada jurnalis radarjatim.id, Armuji menyampaikan jika dirinya sudah makan garam dan ngelonthok untuk urusan politik dan pembangunan di kota Pahlawan.
Berikut petikan wawancara jurnalis radarjatim.id, Phaksy Sukowati bersama Calon Wakil Wali Kota Surabaya Ir Armuji.
*****
Selamat Pagi?
Ya selamat pagi.
Selama ini Pak Armuji sudah dikenal kalangan luas berkiprah di DPRD Surabaya, bisa berbagi cerita sekilas perjalanan karier di dunia politik?
Saya memang sudah 20 tahun dipercaya masyarakat untuk mewakili mereka di DPRD Surabaya. Sejak 1999 sampai saya maju Cawawali Surabaya sekarang ini. Selain di DPRD Surabaya, saya terakhir menjadi anggota di DPRD Jatim. Jadi kalau bicara tentang Surabaya, saya merasakan pahitnya Kota Surabaya sewaktu belum menjadi kota semaju sekarang ini.
Termasuk, dalam masa transisi walikota sebelumnya, kemudian era Bambang Dwi Hartono dan dua periode Tri Rismaharini. Karena saya di DPRD Surabaya, maka saya berjuang lewat kebijakan budgeting di legislatif. Dan sekarang melalui anggaran yang sudah dialokasikan bisa menyulap Surabaya lebih maju.
Waktu itu Tupoksi di DPRD Surabaya seperti apa?
Saya pahami betul, tahun 1999 saya di dewan (DPRD, Red) Kota Surabaya. Saya tahu betul saat Surabaya belum mengalami kemajuan. Tapi lambat laun Surabaya bertapa, saya terlibat dalam membangun sesuai Tupoksi saya yaitu budgeting, menganggarkan kota ini supaya kota ini lebih baik.
Dan terwujudlah di era kepemimpinan Bapak Bambang D.H. sebagai kader PDIP dan dilanjutkan oleh ibu Risma yang kemudian Surabaya diakui oleh pusat dan dunia.
Untuk alasan mengapa bersedia menjadi wakil wali kota mendampingi Cawali Eri Cahyadi?
Saya mendampingi Eri Cahyadi untuk meneruskan langkah dan loncatan Walikota Risma yang sudah di depan. Karena itulah Ibu risma tak hanya walikota terbaik di Indonesia, beliau juga presiden UCLG, presiden kota-kota berkembang dunia di Asia-Pasifik.
Termasuk saya di masa itu juga masuk dalam Adeksi atau asosiasi DPRD kota seluruh indonesia, ketua ketuanya seluruh DPRD. Saya ketua umumnya.
Mengenai proses perjalanan kota Surabaya, saya tahu persis, bukan cuma seluknya saja, tapi seluk beluknya hapal. Pak Eri Cahyadi dan saya ini adalah warga dan putra asli Surabaya alias Surabaya kental.
Pak Eri Cahyadi adalah orang birokrat tulen. Beliau lahir dan besar di Surabaya. Eri asli Kawatan. Armuji asli arek Ngagel Suroboyo, hidup cari makan di Surabaya. Eri Cahyadi sebagai sosok birokrat muda yang berprestasi. Menjabat Bapeko (Badan Perencanaan Kota) di akhir kinerjanya telah mengeksekusikan maupun mengawal banyak perubahan dan pembangunan Surabaya.
Beliau ini adalah seorang birokrat tulen, terakhir menjabat sebagai Bapeko. Kota ini ditata apa yang menjadi rancangan dan diinginkan pemerintahan. Di sanalah Bapeko merencanakan, maka seluruh SKPD akan mengeksekusi. .
Lantas apa target Anda untuk pembangunan Kota Surabaya kedepan?
Kami menargetkan gaya pembangunan yang mengedepankan wong cilik, rakyat Surabaya. Seperti halnya yang berhasil diwujudkan di Era Walikota Risma. Misalnya wujud keberhasilan Surabaya mengembalikan aset-aset Pemkot di ruang terbuka hijau yang banyak dibuat stasiun SPBU.
Telah banyak berdiri banyak pom bensin yang dikuasai segelintir kalangan pejabat, mereka menyewa dengan harga murah. Agar bisa dinikmati masyarakat, kita keluarkan Perda untuk kebijakan. Kita beli tanahnya jangan sampai hanya dinikmati orang-orang kaya, tapi untuk RTH dinikmati rakyat.
Seperti membahas sengketa tanah YKP. Kini, tanah YKP menjadi milik Pemkot. YKP yang berpuluh tahun semenjak saya awal DPRD 1999 sulitnya bukan main mengembakikan tanah tersebut. Sampai saya menggunakan hak angket, maka kemudian saya di kepemimpinan Bu Risma, yang namanya YKP sudah menjadi milik Pemkot.
Ini yang harus dimiliki rakyat Surabaya. Tagline kita jelas melanjutkan dan meneruskan apa-apa saja kebaikan yang sudah diwujudkan Bu Risma sebagai Walikota Surabaya. (*/red)