MALANG (RadarJatim.id) — Ratusan warga dan anggota Muslimat NU Kota Malang telah diberikan pencerahan, dipahamkan terkait bagaimana cara mencegah agar di wilayah tidak terjadi stunting. Karena stunting sangat mengganggu pertumbuhan pada anak, akibat kekurangan asupan gizi.
Kegiatan tersebut dikemas dalam Sosialisasi KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) Bangga Kencana yang diinisiasi oleh BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional), yang dibuka langsung oleh Anggota Komisi IX DPR RI Dr. Arzeti Bilbina, M.A.P pada, (5/8/2023) di Kantor PC Musliman NU, Jl. Kolonel Sugiono Gang 3A No. 331 A Kota Malang.
Hadir sebagai pemateri, Kepala Biro Hukum Organisasi dan Tata Laksana BKKBN Pusat Puji Prihatiningsih S.Psi. MM, Kepala Perwakilan BKKBN Prov Jawa Timur Dra. Maria Ernawati MM, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk KB Kota Malang Sri Umiasih, SE yang disambut langsung oleh tuan rumah Ketua 1 PC Muslimat NU Kota Malang, Dra. Hj. Latifah Shohib.
Dihadapan warga dan anggota Muslimat NU Kota Malang, Puji Prihatiningsih menjelaskan tentang bagaimana upaya pencegahan stunting pada 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan), yaitu masa sejak anak masih dalam kadung hingga berusia dua tahun. Karena masa tersebut merupakan periode emas bagi perkembangan otak.
Adapun langkah-langkah pola asuh pada 1.000 HPK, yaitu dengan makan lebih banyak dengan lauk pauk yang beraneka ragam. “Konsumsi sayur dan buah untuk penuhi gizi janin dan diawal selama masa kehamilan. Dan untuk tidak merokok, hindari minuman bersoda dan mengandung alkohol,” jelasnya.

Mariya Ernawati menyampaikan kepada warga kalau stunting bukan penyakit, tetapi adalah kondisi tumbuh kembang anak 1000 hari pertama kehidupan, karena kondisinya kekurangan gizi. “Hal ini lakukan Indonesia berharap dalam 100 tahun merdeka mempunyai generasi yang unggul. Generasi yang berkualitas, itu semua harus dimulai dengan pemberia gizi dan nutrisi yang memadai,” sampainya.
Oleh karena itu, harus ada merencanakan kehidupan keluarganya. “Kita berharap dalam satu keluarga hanya ada satu balita, supaya fokus untuk mendampingi tumbuh dan kembangnya. Tumbuh itu artinya fisik berkembang dengan baik, karena pemberian gizi dan nutrisinya juga baik,” katanya.
Sementara itu, Sri Umiasih juga menambahkan sampak stunting pada anak jangka pendek, yaitu akan meningkatkan potensi sakit dan kematian pada anak. Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal anak menjadi terhambat dan tidak optimal, juga meningkatkan biaya kesehatan.
“Sementara untuk dampak jangka panjangnya adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar. Menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah terpapar penyakit. Meningkatnya risiko memiliki penyakit diabetes, obesitas, penyakit jantung, pembuluh darah, kanker, stroke dan disabilitas pada usia tua. Tingkat kecerdasan rendah. Prestasi belajar tidak baik,” tambahnya.(mad)







