GRESIK (RadarJatim.id) – Musyawarah Daerah (Musyda) Partai Golkar Gresik, Jawa Timur untuk memilih dan menyusun kepengurusan baru masih teragenda pada Juni 2025. Tetapi, kasak-kusuk calon ketuanya telah menjadi perbincangan publik.
Masalah efektivitas kaderisasi di antaranya banyak menyedot perhatian, khususnya dari kalangan aktivis, kader, juga fungsionaris partai berlambang pohon beringin ini. Hal itu karena, figur bakal calon ketua yang muncul tidak saja muncul dari para kader yang sudah malang-melintang di partai yang identik dengan warna kuning itu, tetapi juga datang dari pendatang baru yang tak jarang memantik reaksi para kader dan fungsionaris tentang hadirnya “penumpang gelap”.
Beberapa nama seperti, Atek Ridwan yang kini menjabat sebagai Sekrtetaris DPD Golkar dan Ketua Fraksi Partai Golkar (FPG) di DPRD Gresik, anggota FPG DPRD Gresik, Wongso Negoro, juga Wakil Ketua DPD Golkar Gresik, Andi Fajar Yulianto yang juga pengacara adalah beberapa nama kader yang sempat muncul dan jadi perbincangan publik.
Bahkan, Ketua KONI Gresik, Anis Ambiyo Putri yang dianggap “orang luar” partai juga dikabarkan akan ikut meramaikan kontestasi merebut pucuk pimpinan Partai Golkar Gresik dalam helatan Musyda. Tak kalah menariknya, sosok Ahmad Nurhamim yang telah dua kali menempati posisi ketua, masih saja digadang-gadang untuk bisa tanduk untuk periode ketiga.
Nama Ahmad Nurhamim yang kini masih Ketua DPD Partai Golkar dan Wakil Ketua DPRD Gresik ini menarik perhatian, bahkan sempat menjadi kontroversi. Pasalnya, posisinya telah dua kali menempati jabatan ketua, namun tetap berpeluang untuk memimpin kembali Partai Golkar di Kota Santri ini.
Dibilang menarik, karena ada aturan di tubuh Golkar yang membatasi jabatan ketua maksimal dua kali periode berturut-turut, namun masih memungkinkan maju kembali untuk periode ketiga, asal mendapat rekomendasi dari DPP Partai Golkar. Sebelumnya, kepada awak media, Nurhamim menginginkan agar ada kader lain yang akan menggantikan posisinya sebagai ketua, karena dirinya sudah dua kali menempati posisi puncak di Partai Golkar Gresik ini.
Kemungkinan masih terbukanya peluang Nurhamim untuk maju lagi dalam pemilihan ketua Partai Golkar Gresik, dibenarkan Sekretaris DPD Partai Golkar, Atek Ridwan. Ditemui di Kantor DPD Golkar Gresik Jalan Panglima Sudirman, Senin (9/12/2024) siang, Atek menegaskan, peluang Nurhamim untuk memimpin kembali Golkar di Gresik belum tertutup.
“Memang ada aturan yang membatasi maksimal dua periode. Tetapi, bisa maju lagi asal mendapat rekom dari pusat (DPP Partai Golkar, Red). Ini tidak ngarang, di beberapa daerah juga sudah terbukti, seperti di Mojokerto dan Ngawi yang ketuanya menjabat lagi untuk periode ketiga kalinya,” ungkap Atek.
Pada bagian lain Atek mengingatkan agar para kader dan fungsionaris Golkar mampu menakar kompetensi dan kemampuan diri sebelum memastikan ikut maju dalam kontestasi pemilihan ketua Partai Golkar dalam Musyda yang dijadwalkan Juni 2025. Ini disampaikan, karena sebagai partai modern, kaderisasi merupakan kelaziman Golkar dalam menyiapkn pemimpin msa depan.
“Saya tidak bermaksud mengecilkan hati kader-kader muda untuk ikut maju dalam kontestasi pemilihan ketua. Tapi, cuma mengingatkan agar masing-masing, termasuk saya, bisa meraba diri sendiri untuk mengukur layak tidaknya, untuk menakar pantas atau tidaknya menjadi ketua partai. Sebab, ke depan tantantan partai akan semakin besar, sehingga tetap butuh figur pimpinan yang kuat dan berkompeten,” tegas Atek.
Atek merasa perlu menyampaikan peringatan itu sebagai signal, bahwa untuk bisa memimpin Partai Golkar harus melewati tempahan tahapan pengkaderan dan memiliki spirit leadership yang mumpuni. Hal itu untuk menghindari kemungkinan hadirnya “penumpang gelap” yang akan menakhodai partai yang telah kenyang pengalaman di dunia politik ini.
“Jangan tidak jelas jejak rekamnya, ujug-ujug jadi pemimpin atau ketua partai. Kaderisasi mesti kita junjung tinggi sebagai sarana penyiapan calon pemimpin yang berkompeten dan mumpuni. Jadi, masing-masing kita harus tahu dirilah,” pungkas Atek. (sto)