• Pasang Iklan
  • Redaksi
  • Contact
Rabu, 3 Desember 2025
No Result
View All Result
e-paper
Radar Jatim
  • Home
  • Bisnis
  • Hukum dan Kriminal
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Contact
  • Home
  • Bisnis
  • Hukum dan Kriminal
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Contact
No Result
View All Result
Radar Jatim
No Result
View All Result
Home Sastra/Budaya

Orang Kuat

by Radar Jatim
21 April 2025
in Sastra/Budaya
0
Orang Kuat

Ilustrasi diolah dari foto Kompas.com.

179
VIEWS

Cerpen SUHARTOKO

Jiamput! Kate gak meso wis kebacut. Mosok ngene iki didiamkan, tanpa tindakan tegas dari penguasa negeri ini. Mamulooooo … mamulooooo.

Belum pernah segeram ini sikap Suto dalam merespon postingan teman-temannya di grup percakapan WhatsApp (WA). Di salah satu grup WA yang ia ikuti, salah satu temannya secara tiba-tiba nge-share hasil screen short judul berita plus foto di salah satu media nasional. Sontak, grup WA para jurnalis senior yang biasanya lebih banyak berisi guyonan, mendadak berubah menegangkan.

Mereka nampak serius dan dengan cepat memberikan respon, tak terkecuali Suto. Meski nyaris tak ada yang meragukan validitas berita tersebut, seorang teman ada yang berupaya ngedhem-ngedhem agar suasana tak terlalu panas.

“Ojo kesusu emosi dan kebakaran jengggot. Kita mesti cross-check dulu. Siapa tahu berita itu hoaks. Kita cari pembanding berita ini di beberapa media lain, termasuk di kanal YouTube, biasanya ada videonya,” ujar teman yang juga admin grup.

Namun, amarah Suto seperti tak terbendung. Ia pun membuka beberapa grup percakapan di berbagai platform media sosial, termasuk di podcast yang ia ikuti. Isinya kurang lebih sama. Bahkan, di grup WA sebelah yang sehari-hari memang banyak mendiskusikan isu-isu dan kondisi terkini di negeri ini, lebih serius dan telanjang dalam merespon berita yang melibatkan mantan presiden yang baru beberapa bulan lengser, namun pengaruhnya terasa masih sangat kuat.

Postingan berisi penggalan berita yang bikin gaduh itu dengan cepat menyebar ke mana-mana. Suto pun makin yakin, bahwa berita itu benar, valid, tidak hoaks. Maka, di beberapa grup yang memuat chat terkait berita tersebut, Suto tak kuasa menahan diri. Ya, ini memang tak biasa bagi pria yang biasanya tampil kalem dan tak gampang tersulut isu ini.

‘Jokowi Beri Arahan Peserta Sespimen Polri di Rumahnya’. Demikian judul berita di media nasional itu. Di bawah judul berita mencolok itu terpampang foto yang dengan jelas menggambarkan situasi dan kondisi pertemuan yang terkesan resmi dan serius. Mantan Presiden Jokowi yang mengenakan baju lengan panjang warna putih duduk tepat menghadap kamera.

Sementara di sisi kiri, kanan, dan depannya duduk rapi para perwira menengah kepolisian berseragam coklat. Mereka duduk melingkari meja besar berbentuk persegi panjang. Di tengah meja berderet jajanan atau cemilan khas lebaran, juga ada air mineral. Ya, pertemuan ini memang masih dalam suasana lebaran, tepatnya tanggal 19 April. Sementara hari H lebaran Idul Fitri tahun ini, bertepatan dengan tanggal 31 Maret 2025.

Di foto itu, jelas tergambar, bahwa Jokowi tengah menyampaikan sesuatu –yang di berita ditulis sebagai arahan– kepada para perwira menengah seragam coklat yang sowan ke rumahnya di Solo, Jawa Tengah. Kesan serius bisa ditangkap dari posisi duduk mereka. Para polisi itu duduk dengan tegak dan pandangan mata mereka fokus tertuju pada sang mantan presiden, Jokowi.

Maka, diskusi pun mengalir deras di beberapa grup WA yang diikuti Suto. Seorang jurnalis senior yang mantan pemimpin redaksi (Pemred) media nasional pun angkat bicara, yang dengan cepat lalu direspon anggota grup lainnya.

“Ini jelas pembangkangan. Ini tindakan insubordinasi dari pimpinan Polri kepada kepala negara,” tulis sang mantan Pemred.

“Matahari kembar, bisa bikin gaduh negeri ini,” tulis yang lain menimpali.

Diksi ‘matahari kembar’ disampaikan untuk menggambarkan hadirnya dua pemimpin yang  berpengaruh di negeri ini. Satu untuk Prabowo Subianto, presiden yang secara resmi, baik de facto maupun de jure jadi orang nomor satu di republik ini. Satunya lagi disandangkan kepada mantan Presiden Jokowi, yang dinilai tak tahu diri, yang masih saja cawe-cawe terhadap jalannya pemerintahan yang mestinya harus ia tinggalkan setelah dua periode kepemimpinannya berakhir.

Alur diskusi di grup WA pun makin deras dan panas. Meski disampaikan dengan style dan gaya beragam, namun muatan pesan yang mereka sampaikan sama: menyayangkan dan mengecam pertemuan di rumah Jokowi tersebut. Mereka pun berharap agar Presiden Prabowo secepatnya merespon dan mengambil tindakan tegas untuk menjaga kewibawaan dan martabat bangsa dan negara.

Lalu ada yang mengutip pernyataan lumayan panjang seorang aktivis dan netizen dengan judul menohok: BERI ARAHAN PESERTA SESPIMEN POLRI DI RUMAHNYA, JOKOWI DAN SIGIT LISTYO “LUMURI MUKA PRABOWO DENGAN KOTORAN”. Simak isinya, berikut ini:

Belum pernah terjadi di Indonesia, bahkan mungkin di dunia, presiden yang berkuasa begitu dilecehkan. Ironisnya, pelakunya justru mantan presiden dan bawahan sang presiden, yaitu Kapolri Sigit Listyo.

Itulah yang kini terjadi pada Presiden Prabowo Subianto. Bekas Presiden Jokowi memberikan arahan kepada para perwira Polri aktif level Kombes ke bawah di rumahnya. Secara fatsun politik, benar-benar tak beretika.

Ini sama saja dengan “melumuri muka Prabowo dengan kotoran.” Sangat menghina! Soal sowan para menterinya ke Jokowi belum juga dituntaskan. Kini Prabowo “diberaki” Jokowi dan Sigit lewat para bocil Polri.

Prabowo, mana marwahmu sebagai presiden?

*****

Hingga tengah malam menjelang dini hari, mata Suto belum bisa terpejam. Di pikirannya terngingang seabrek pesan yang menyulut emosi sekaligus keprihatiannya. Pria berpenampilan tenang dan cenderung dingin ini merasa tersinggung dan marah melihat pemimpin negerinya dihina lewat pertemuan yang berlangsung di rumah mantan presiden yang digantikan lewat pemilu yang berlangsung pada Februari 2024 lalu. Perasaan campur-aduk pun seakan memasung Suto.

Menjelang tidur, ketika hari sudah berganti menjadi Senin dini hari, Suto menyempatkan diri mengirim chat ke beberapa grup WA yang biasa mendiskusikan isu-isu hangat yang berkembang di ranah publik. Begini isinya.

“Ayo, Pak Prabowo, presidenku. Anda pemimpin sejati yang sah di negeri ini. Anda tentara berpangkat jenderal dari kesatuan elite dan disegani, Kopasus. Anda ksatria, bukan pengecut. Anda punya kewenangan dan fasilitas yang bisa melakukan apa saja. Tunjukkan kepada rakyat, bahwa Anda bermental pemenang, bukan pecundang. Tunjukkan kepada kami, rakyat Indonesia, bahwa di tangan dan kepemimpinan Anda, negeri ini akan maju dan sejahtera. Jangan biarkan para pegundal dan musuh negara merongrong kewibawaan dan kedaulatan Anda sebagai presiden,” tulis Suto bak berondongan peluru yang muntah dari senapan serbu, mengiringi kantuk menuju  tidurnya.

Keesokan harinya, Suto belum bisa melupakan dan masih dibayangi diskusi publik di dunia maya semalam. Isu yang mencuat, terkait masih kuatnya pengaruh Jokowi, sehingga membuat para peserta Sespimen Polri itu harus sowan kepadanya di Solo. Suto yakin, peristiwa itu bukan kebetulan dan dadakan. Sebaliknya, acara itu tentu telah dirancang dan di-setting jauh-jauh hari dan melibatkan para petinggi di korps baju coklat. Demikian pula, support pasti datang dari jejaring Jokowi yang masih bergerak aktif.

Suto terus memantau pergerakan informasi tersebut dari berbagai platform media, baik media mainstream maupun medsos, termasuk tayangan video dan podcast, juga membanjirnya komentar para pakar dan pihak yang berkepentingan. Seraya mengamati perkembangan informasi lewat laptop miliknya, Suto lalu menghubungi sahabat sekaligus teman diskusinya lewat HP-nya.

“Posisi nok endi, bro. Ngikuti berita Wak Lurah yang menerima kunjungan dan memberikan arahan kepada para perwira polisi peserta Sespimen Polri kan?” tulis Suto kepada sahabatnya, Reso.

Suto ikut-ikutan melabeli Jokowi dengan sebutan Wak Lurah seperti biasa Reso lakukan saat berdiskusi. Tak sampai satu menit, Reso pun merespon chat WA Suto. Seperti biasa, Reso memberikan respon yang lugas dan ceplas-ceplos, terkesan ringan tanpa beban. Suto mengenal sahabatnya ini sebagai pribadi yang tak suka tedheng aling-aling, satunya kata dengan sikap dan perbuatan.

Di mata Suto, Reso merupakan pribadi yang nggak neko-neko, apa adanya. Di kalangan para sahabat dan relasinya, Reso juga dikenal sebagai pribadi yang anti-kemapanan, progresif, responsif, dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian tinggi terhadap masalah yang terkait dengan kepentingan publik atau rakyat yang terpinggirkan. Jika tak sependapat dengan jalan pikirannya, siapa pun akan ditabrak, tak peduli pejabat negara ataupun aparat bersenjata sekalipun. Makanya, bagi sebagian teman dan sahabatnya, nama Reso terasa lekat dengan spirit gerakan revolusi sosial. Klop sudah!

“Ya iyalah, Cak. Wis gendheng kabeh iki. Makin berani, makin telanjang, dan tak tahu diri. Sepertinya perang terbuka akan terjadi tak lama lagi. Atau bisa jadi, ini tes publik dan strategi untuk mengaduk-aduk emosi publik yang justru direstui Prabowo?” respon Reso berspekulasi.

Dalam pandangan Reso, gonjang-ganjing dan perkembangan situasi pascapemilu presiden yang dimenangi pasangan Prabowo-Gibran, tak lepas dari peran kuat sosok Jokowi. Ia berupaya keras menyelamatkan dinasti keluarganya, dengan mati-matian meloloskan dan memenangkan anak sulungnya, Gibran Rakabumingraka, untuk bisa maju dalam pencalonan wakil presiden mendampingi Prabowo.

Itu dilakukan setelah Wak Lurah gagal merealisasikan ambisinya menjadi presiden untuk periode ketiga kalinya. Maka, untuk mengamankan posisinya dari jerat hukum pasca-lengser keprabon, Wak Lurah pun melakukan berbagai manuver politik. Celakanya, power Wak Lurah ternyata masih cukup kuat dan mampu mengendalikan anak buah dan jejaringnya, baik yang “disusupkan” di jajaran kabinet Prabowo maupun institusi dan beberapa entitas lainnya.

“Jangan salah Cak. Wak Lurah itu masih kuat dan punya pengaruh besar. Buktinya, sehabis lebaran kemarin, banyak pejabat aktif, bahkan yang kini duduk di kabinet Merah Putih di bawah Presiden Prabowo, juga kelompok lainnya, masih sowan ke Wak Lurah, termasuk para perwira menengah Polri itu,” tandas Reso.

Bahkan, tambah Reso menguatkan, Wak Lurah tak segan-segan memanfaatkan kelompok preman berkelas untuk mem-back up dan mengamankan dirinya dari gangguan para pihak yang tidak menyukai dan membencinya. Ini semua untuk meloloskan diri dari kemungkinan terseret ke ranah hukum, terutama atas dugaan tindak pidana korupsi selama 10 tahun menjabat sebagai presiden.

Fenomena itulah yang membat banyak pihak yang waras pikirannya, tak rela dan menginginkan Presiden Prabowo ambil tindakan tegas dengan memaksimalkan aparat penegak hukum untuk menghentikan dan mengakhiri petualangan, serta konspirasi politik Wak Lurah dan jejaringnya. Keprihatinan ini tak hanya menyulut “perlawanan” para aktivis, tokoh masyarakat, mahasiswa, juga kalangan akademisi, serta elemen masyarakat lainnya.

Terakhir, ratusan jenderal purnawirawan dan para perwira tinggi lainnya dari tiga matra sekaligus, yakni angkatan darat, laut dan udara yang direstui mantan Wakil Presiden yang juga jenderal purnawirawan, Try Soetrisno, turun gunung. Mereka menyampaikan keprihatinan dan minta pemerintah di bawah Presiden Prabowo untuk cepat ambil tindakan nyata memperbaiki kondisi bangsa ini.   

Reso menambahkan, ada indikasi Wak Lurah ingin menaikkan anaknya yang kini wakil presiden mejadi presiden menggantikan Prabowo. Karena itu, berbagai cara akan dilakukan untuk memuluskan syahwat dan ambisi politiknya, dan dirinya tetap menjadi “raja” di republik ini.

“Tapi ini baru dugaan dan analisis loh, berdasar fenomena yang beredar di lapangan. Yang justru misteri itu adalah Prabowo. Gimana sebenarnya orang ini? Sesuaikah ketegasan yang sering diomongkan ke publik dengan kebijakan dan langkah yang akan ditempuhnya, sehingga mestinya bisa lepas dari bayang-bayang Jokowi. Atau justru sebaliknya, dia tunduk pada tekanan Jokowi dan kelompoknya, terutama dari kalangan pemodal?” ujar Reso.

Mendapat pandangan Reso tersebut, Suto hanya diam. Hati dan pikirannya bergelayut dan bertanya, benarkah Jokowi yang berperawakan kerempeng itu benar-benar orang kuat dan berpengaruh, sehingga bisa mengendalikan banyak kekuatan, dan membuat Prabowo tak berdaya? Ataukah itu cuma persepsi yang telanjur menancap pada pikiran banyak orang?

Pikiran nakal Suto pun mulai menjalar. Ia mencoba menawar stigma, jangan-jangan Jokowi cuma boneka yang dimainkan oleh big sutradara global untuk menghisap kekayaan dan mencaplok kedaulatan Indonesia? Namun, di seberang sisi batinnya yang paling dalam, Suto masih menyimpan harapan, bahwa pemerintahan Prabowo mampu menjawab semua tantangan yang kini melilitnya, demi kejayaan negeri ini. {*}

Gresik, 21 April 2025      

Tags: cerpensuhartoko

Related Posts

Rheny Puspita Ratih Guru SDN Gelam 1 Luncurkan Buku Pentigraf

Rheny Puspita Ratih Guru SDN Gelam 1 Luncurkan Buku Pentigraf

by Radar Jatim
9 Desember 2024
0

SIDOARJO (RadarJatim.id) -- Kondisi masyarakat...

Memerdekakan Merdeka Belajar

Kotak Kosong, Parlemen Jalanan dan Gerakan Meledek Parpol

by Radar Jatim
27 November 2024
0

Catatan Pinggiran SUHARTOKO* Rabu Pon,...

Zig-zag Politik

Zig-zag Politik

by Radar Jatim
24 November 2024
0

Catatan Pinggiran SUHARTOKO* Dinamika politik...

Load More
Next Post
Refleksi Hari Kartini, Siswa di Yayasan Al Uswah Pamekasan Dapat Bantuan Pendidikan

Refleksi Hari Kartini, Siswa di Yayasan Al Uswah Pamekasan Dapat Bantuan Pendidikan

Radar Jatim Video Update

Berita Populer

  • Tangis Haru Mewarnai Suasana Penjemputan Siswa SMA Negeri 1 Wonoayu

    Tangis Haru Mewarnai Suasana Penjemputan Siswa SMA Negeri 1 Wonoayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Soft Launching KM Dharma Kencana V, Fasilitas Mewah Berkapasitas 1.400 Penumpang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ribuan Warga Doakan Keluarga Besar SMK Antartika 2 Sidoarjo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Analisis Semantik Puisi ‘Aku Ingin’ Karya Sapardi Djoko Damono

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sehari Pasca-Kunjungan Jokowi, KEK JIIPE Manyar Didemo Ratusan Massa Sekber Gresik, Protes Rendahnya Serapan Tenaga Kerja Lokal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Radar Jatim adalah media online Jatim yang memberikan informasi peristiwa dan berita Jawa Timur dan Surabaya terkini dan terbaru.

Kategori

  • Artikel dan Opini
  • Ekonomi Bisnis
  • Ekosistem Lingkungan
  • Esai/Kolom
  • Feature
  • Finance
  • HAM
  • Hukum dan Kriminal
  • Infrastruktur
  • Kamtibmas
  • Kemenkumham
  • Kesehatan
  • Komunitas
  • Kuliner
  • Lain-lain
  • Layanan Publik
  • Lifestyle
  • Literasi
  • Nasional
  • Olah Raga
  • Ormas
  • Otomotif
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Pertanian
  • pinggiran
  • Politik
  • Religi
  • Sastra/Budaya
  • Sosial
  • Tekno
  • TNI
  • TNI-Polri
  • video
  • Wisata

Kami Juga Hadir Disini

© 2020 radarjatim.id
Susunan Redaksi ∣ Pedoman Media Siber ∣ Karir

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum dan Kriminal
  • Nasional
  • Lifestyle
  • Tekno
  • Ekonomi Bisnis
  • Artikel dan Opini

© 2020radarjatim.id

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In