MADIUN (RadarJatim.id) — Desa Klumutan, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur menjadi perhatian secara nasional dengan digelarnya panen raya padi sehat. Dengan tema “Wiwitan Panen Padi Petani Mitra Sinergi Menuju Beras Sehat Rendah Karbon”, acara ini menandai keberhasilan kolaborasi antara petani lokal dan Uni Eropa dalam menghasilkan beras berkelanjutan yang inovatif.
Selasa (20/8/2024), menjadi momen penting bagi para petani di Madiun yang telah bekerja keras untuk menciptakan beras sehat berkualitas tinggi. Menurut Ketua Umum Perpadi Indonesia, Sutarto, kerja sama ini telah terjalin cukup lama, namun baru mulai berlangsung secara intensif sejak 2022. Dengan adanya proyek teknologi rendah karbon ini, diharapkan proses produksi dan konsumsi pangan di Kabupaten Madiun dapat lebih berkelanjutan, sehingga predikat sebagai lumbung padi nasional dapat terus dipertahankan.
Sementara Pj. Sekda Kabupaten Madiun, Sodik Hery Purnomo, mengungkapkan, hasil survei terhadap siswa SMA dan mahasiswa menunjukkan, banyak dari mereka bercita-cita menjadi pengusaha. Oleh karena itu, Pemda harus menciptakan terobosan dan kebijakan yang mampu menarik minat generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian.
Sodik juga menambahkan, selain mempersiapkan generasi penerus, pihaknya juga perlu mengkaji hasil-hasil pertanian. Dengan demikian, pendampingan yang diberikan kepada petani tidak berhenti di sini, tetapi mencakup seluruh sektor pertanian, baik itu padi, hortikultura, dan lainnya.
Pada panen raya ini, padi yang dipanen merupakan hasil dari metode penanaman campuran, yang menggunakan 50% pupuk organik dan 50% pupuk kimia. Pendekatan ini tidak hanya untuk meningkatkan penggunaan pupuk organik yang lebih sehat, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi petani melalui harga jual beras yang lebih tinggi.
Penerapan Metode Inovatif di Lahan Luas
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, Sumanto, menjelaskan, metode penanaman padi sehat ini diterapkan di lahan seluas 215 hektar yang tersebar di lima kecamatan di Madiun. Ia berharap, para petani di Madiun semakin terdorong untuk memanfaatkan sumber daya alam lokal, menekan biaya produksi, serta meningkatkan pendapatan mereka sambil tetap menjaga keseimbangan ekosistem.
“Metode ini telah diterapkan di sekitar 215 hektar lahan yang tersebar di lima kecamatan se-Kabupaten Madiun,” ungkap Sumanto.
Acara panen raya ini turut dihadiri oleh Angga Maulana Yusuf, Lead Project Manager Low Carbon Rice Switch-Asia. Ia menyatakan, bahwa panen raya ini merupakan bentuk syukur atas kemitraan kuat yang terjalin antara petani, penggilingan padi, dan pemerintah daerah. Angga menambahkan, Dinas Pertanian telah membentuk forum multi-pihak yang melibatkan petani, kelompok tani, penggilingan padi, dan dinas terkait untuk mendorong pengembangan pertanian berkelanjutan di Madiun.
“Forum ini diharapkan menjadi katalisator bagi pengembangan pertanian padi berkelanjutan di Madiun,” jelas Angga.
Inovasi Menuju Pertanian Masa Depan
Angga juga menyoroti, bahwa pertanian masa depan akan bergerak dari metode tradisional ke arah yang lebih modern dan profesional, dengan orientasi pada keuntungan. Dengan luas lahan yang semakin terbatas, para petani di masa depan harus siap memanfaatkan teknologi dan manajemen modern untuk mengoptimalkan hasil pertanian mereka.
Salah satu inovasi utama dari panen raya ini adalah produksi beras rendah karbo yang dibudidayakan dengan prinsip menjaga keseimbangan alam. Penggunaan pupuk dan pestisida dilakukan dengan takaran yang tepat, serta penggilingan padi sudah memanfaatkan energi listrik yang efisien. Semua proses, mulai dari penanaman hingga penggilingan, tercatat dengan baik sehingga produk beras ini dapat dilacak hingga ke petaninya.
Dengan berbagai inovasi yang dihadirkan, Kabupaten Madiun tidak hanya berharap menjadi pelopor dalam pertanian berkelanjutan, tetapi juga berkontribusi langsung pada kesehatan masyarakat dan kesejahteraan petani. (kin)