GRESIK (RadarJatim.id) – Pemberian penghargaan kepada para juara Lomba Perpustakaan Desa/Kelurahan oleh Dinas Perputakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kabupaten Gresik sebagai bentuk apresiasi atas ihtiar dan kerja keras pengelolanya dalam mengembangkan minat baca masyarakat. Diharapkan, pretasi tersebut memacu semangat pengelola perpustakaan lainnya untuk membumikan literasi, khususnya budaya membaca.
“Selamat untuk para juara. Semoga apa yang diraih menjadi penyemangat lainnya untuk terus meningkatkan layanan kepada masyarakat, khususnya dalam upaya meningkatkan minat baca,” ujar Kepala Dinas Perpusip Gresik, Budi Raharjo, SH, SSos, Selasa (19/12/2023).
Hal itu disampaikan menyusul pengumuman secara resmi dan penyerahan hadiah kepada para juara Lomba Perputakaan Desa/Kelurahan Se-Kabupaten Gresik Tahun 2023. Diumumkan di Gedung Putri Mijil oleh dewan juri, penyerahan penghargaan berupa trofi, piagam, dan uang pembinaan itu diserahkan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gresik Achmad Washil Miftahul Rachman kepada para juara.
Adapun para juaranya adalah Perpustakaan “Cahaya Ilmu” Desa Betoyo Kauman, Kecamatan Manyar dengan total nilai 1.032, jauh mengungguli peserta lainnya dan dinobatkan sebagai juara I. Posisi juara II diraih oleh Perpustakaan “Sanggar Niti Atmojo” Desa Betiting, Kecamatan Cerme dengan nilai 864. Perpustakaan “Rumah Pintar” Desa Kesamben Kulon Kecamatan Wringinanom menempel ketat pada posisi juara III dengan total nilai 839. Sementara Perpustakaan “Mutiara Ilmu” Desa Tulung Kecamatan Kedamean meraih juara IV (harapan) dengan nilai 687.
“Penghargaan itu sebagai bentuk apresiasi kami kepada pengelolaan perpus di desa/kelurahan untuk bisa memberikan layanan prima kepada pengunjung atau mayarakat,” tambah Budi Raharjo, didampingi Kabid Pembinaan Perputakaan, Mutofa.
Sementara Sekda Achmad Washil mengungkapkan, literasi pada dasarnya bukan hanya terkait kemampuan baca-tulis. Lebih dari itu, lanjutnya, literasi bermakna kemampuan mengelola 3 aspek yang menjadi pilar, yakni mengumpulkan bahan nformasi yang berkembang di masyarakat.
“Contohnya pada lingkungan industri, maka literasi industri mesti dilakukan dengan mengeksplor kondisi perindustrian yang ada,” katanya.
Kedua, kemampuan memaknai yang tersurat dan tersirat atas apa saja yang terjadi di masyarakat. Ia mencontohkan terkait pendidikan politik yang menjelang pelaksanaan Pemilu angat dibutuhkan masyarakat. Ketiga, kemampuan mendapatkan gagasan dan inovasi untuk mengembangkan kemampuan literasi. Untuk mendapatkannya, harus banyak mambaca.
“Dan keempat, kemampuan menciptakan barang atau jasa yang bermanfaat untuk rakyat atau masyarakat. Contohnya di bidang peternakan dan pertanian. Bagaimana bisa meningkatkan nilai tambah dari produk yang ada di lingkungan masing-masing, itu yang mesti dikembangkan,” tandanya.
Ia berharap, para pegiat dan penggerak literasi mampu menciptakan dan mengembangkan inovasi untuk meningkatkan literasi masyarakat. Dikatakan, tahun 2023 ini score literasi di Gresik baru mencapai 54,45. Itu artinya, cukup banyak kesempatan untuk mengembangkannya sehingga score-nya bisa terus ditingkatkan. Terkait pembiayaan, lanjut Sekda Washil, bisa dikerjasamakan dengan perusahaan-perusahaan di wilayah Kabupaten Gresik lewat CSR pendidikan dan dana-dana pokok pikiran (pokir) anggota DPRD.
“Kalau itu bisa dilakukan secara makimal, tentu bisa menaikkan indeks literasi di Gresik,” pungkas Sekda Washil. (sto)







