GRESIK (RadarJatim.id) — Politeknik Semen Indonesia (Polteksi) terus mengembangkan terobosan konkret untuk kian mengokohkan identitas sebagai kampus vokasi. Salah yang dilakukan adalah terus mengawal lulusannya hingga dipastikan telah memasuki dunia kerja sesuai kompetensi yang dimiliki.
Hal itu disampaikan Direktur Polteksi, Dr Erlina Diamastuti, SE, MSi, Ak, CA, CRA, CSRS, CSRA, ditemui seusai pembukaan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) di halaman Wisma A. Yani, Jl. Veteran, Gresik, Jawa Timur, Senin (15/9/2025). Tahun ini, sebanyak 113 mahasiswa baru –dari pagu 120 mahasiswa– telah diterima di kampus di bawah naungan Semen Indonesia Foundation (SIF) ini.
“Masih ada waktu hingga Oktober bulan depan untuk memenuhi pagu penerimaan mahasiswa baru sebanyak 120 mahasiswa. Insya Allah bisa terpenuhi,” ujar Erlina optimistis.
Dikatakan, sebagai kampus vokasi, Polteksi lebih fokus pada praktik bagi para mahasiswanya. Hal itu karena lulusan Polteksi memang dihajatkan untuk secepatnya mengisi dunia kerja di berbagai industri atau perusahaan, selain juga berwira usaha secara mandiri. Karena itu, ketahanan mental dan kekuatan beradaptasi ditekankan dalam proses pembelajaran di kampus, sehingga saat lulus, mereka benar-benar siap menghadapai berbagai tantangan hidup di lapangan.
Untuk maksud tersebut, sedikitnya 70 persen dosen yang disiapkan di Polteksi adalah para praktisi di bidang yang dibutuhkan. Tak heran, lanjut Erlina, 80 persen mahasiswa kampus yang dipimpinnya sudah diterima bekerja di berbagai perusahaan, justru sebelum mereka lulus dari kampus.
“Kami terus mengembangkan diri. Insya Allah tahun depan kami membuka prodi sarjana terapan yang setara dengan diploma empat (D-4). Saat ini, yang kami kelola baru D-3 dengan empat prodi,” katanya.
Keempat prodi yang kini dikelola Polteksi adalah Teknik Mesin, Teknik Informasi, Akuntansi, dan Administrasi Perkantoran. Prodi akan terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini seiring dengan kondisi Gresik yang tumbuh pesat di berbagai bidang industri.
Dikatakan, program terbaru yang kini dikembangkan Polteksi adalah kompetensi terkait sertifikasi. Setiap lulusan, sambungnya, harus lulus sertifikasi sesuai bidang atau kompetensi yang diminati. Selain itu, setiap lulusan kini harus menguasai 3 bahasa asing, yakni Bahasa Inggris, Jepang, dan Mandarin. Kompetensi tersebut berlaku bagi mahasiswa di semua prodi yang ada.
“Kami siapkan dengan berbagai kompetensi praktis yang dibutuhkan di lapangan, karena mereka (mahasiswa, Red) memang dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja. Karena itu, 70 persen proses pembelajaran di kampus adalah praktik,” tandasnya.
Ditambahkan, terobosan konkret yang kini dilakukan adalah melakukan MoU (nota kesepahaman) dengan berbagai perusahaan, baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk yang di luar negeri, MoU untuk penempatan magang atau bekerja telah dilakukan dengan beberapa perusahaan di Jepang untuk beberapa sektor industri. Di antaranya, perhotelan, industri kertas dan beberapa lainnya.
Tahun ini, kata Erlina, perusahaan di Jepang meminta 11 lulusan Polteksi untuk diberangkatkan. Namun, sebelum diberangkatkan, mereka diberi pembekalan khusus. Selain kemahiran dalam berbahasa Jepang, mereka juga dibekali dengan pengetahuan seputar budaya, juga adat-istiadat di Jepang. Itu dimaksudkan agar ketika sudah dikirim ke Jepang, mereka bisa cepat beradaptasi dan optimal dalam bekerja.
“Sejak semester tiga, kami sudah memetakan mahasiswa nantinya mau bekerja di bidang apa dan di mana. Karena itu, sekali lagi tak heran jika mahasiswa kami 80 persen sudah diterima kerja di berbagai perusahaan ketika belum lulus kuliah,” pungkas Erlina. (har)







