SURABAYA (RadarJatim.id) –– Gerakan Wakaf Indonesia (GWI) untuk pertama kalinya menggelar Festival Wakaf Indonesia (FWI) 2023 pada Sabtu (12/8/2023). Bertempat di Convention Hall Grand City Surabaya, event ini memilih dua momen penting, yaitu Tahun Baru 1445 Hijriyah dan Bulan Kemerdekaan RI.
Ketua Umum Gerakan Wakaf Indonesia (GWI) Susi Susiatin mengatakan, FWI diselenggarakan pada momentum Tahun Baru Hijriyah. Hal itu dimaksudkan agar bisa menjadi spirit baru dan tahun kebangkitan dalam sejarah pengembangan wakaf ke depannya.
Acara yang menggandeng Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Badan Wakaf Indonesia (BWI), dan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur ini dimeriahkan beragam acara, mulai dari Focus Group Discussion (FGD), Business Matching, Sertifikasi Kompetensi Nazhir Wakaf, Seminar Wakaf Produktif UMKM, lomba-lomba, Pameran & Wakif Gathering.
“FWI ini terdiri atas beberapa acara yang terangkum menjadi satu rangkaian yang diharapkan bisa menjadi sebuah kesatuan, baik untuk peningkatan literasi, crowdfunding, pengelolaan harta benda wakaf dan tentunya bagaimana pentingnya berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama yang lebih besar dan lebih baik,” jelas Susi, Senin (14/8/2023).
Susi menambahkan, tujuan diselenggarakannya FWI adalah menggali pontensi dan mengembangkan pemberdayaan wakaf di Indonesia agar lebih memiliki nilai manfaat.
“Seperti kita tahu bahwa potensi wakaf di Indonesia sangatlah besar. Bahkan wakaf uang sendiri, mengutip dari Badan Wakaf Indonesia mencapai 180 triliun rupiah. Tapi kenyataannya sampai hari ini dana wakaf yang terkumpul masih jauh dari potensi yang ada,” ujarnya.

Dari kondisi tersebut, FWI diselenggarakan, bertujuan mengembangkan wakaf secara menyeluruh dan berkesinambungan. Karena itu, perlu menyiapkan strategi untuk menjawab tantangan wakaf yang cukup besar di masa mendatang.
Menurut Susi, secara mikro bisa mengajak semua stakeholder untuk mengampanyekan wakaf produktif secara masif. Sasarannya, masyarakat usia produktif juga kaum milenial, untuk meningkatkan literasi wakaf
“Wakaf ini tidak semata-mata menyerahkan kepimilikannya kepada Allah SWT dan mendapat berkah-Nya. Tetapi, lebih dari itu, pengelolaan wakaf yang optimal, akan berdampak pada peningkatan ekonomi dan positive side-nya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Lebih lanjut Susi berharap, terlaksanakannya FWI yang pertama ini bisa menjadi milestone dan ada kemajuan untuk setiap proses pengembangan wakaf ke depannya. Acara business matching yang pertama dilakukan bisa membangun kepercayaan diri dan memotivasi para nazhir untuk optimistis dalam pengelolaan harta benda wakaf.
Demikian juga bagi para pengusaha dan pelaku UMKM, ada cara baru dalam mengemangkan usaha dengan membangun sinergi bersama nazhir, sehingga akan terbentuk ekosistem baru dalam pengembangan wakaf.
Semangat kebersamaan, kanjutnya, akan membuat kekuatan baru dalam penguatan ekonomi ke depannya. GWI juga berharap adanya support dari pemerintah untuk langkah dan ikhtiar dalam pengembangan wakaf, khususnya penyelenggaraan FWI ke depannya.
“Kami ingin menjadikan event FWI 2023 ini sebagai event tahunan sehingga keberlanjutannya bisa memperkuat positioning wakaf sebagai penguat ekonomi syariah dan menjadikan wakaf sebagai Life Style,” tandas Susi.
Ketua Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Jawa Timur, Yusron Aminulloh, menyambut hangat pelaksanaan Festival Wakaf Indonesia.
“Kami aktif hadir di busines matching Wakaf Produktif dalam rangkaian festival ini. Menarik, unik dan harus dilanjutkan. Ini genre baru dalam langkah gerakan wakaf. Salut pada GWI, khususnya Bu Susi. (sto)







