SIDOARJO (RadarJatim.id) — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Risetek ingin melakukan updating tentang proses Tefa (Teaching Factory) yang akan diberlakukan untuk semua SMK. Melalui Direktorat SMK telah melakukan belajar/studi tiru di SMK Negeri 1 Buduran Sidoarjo.
Rombongan direktorat SMK dengan membawa 170 perwakilan Perguruan Tinggi se Indonesia sebagai pendamping program SMK PK (Pusat Keunggulan), dipimpin langsung oleh Ketua Tim Transformasi SMK PK, Pipin Dwi Nugraheni, yang disambut langsung oleh Kepala SMK Negeri 1 Buduran Dra. Agustina, M.Pd beserta Kepala Bidang SMK dari Dinas Pendidikan Jawa Timur Anny Saulina, pada Kamis (1/8/2024) siang di Aula SMK Negeri 1 Buduran.
Pipin Dwi Nugraheni menjelaskan maksud dan tujuannya melakukan studi di SMK Negeri 1 Buduran adalah untuk updating mengenai proses Tefa yang akan berlaku untuk semua SMK. Kami mengajak sebanyak 170 perwakilan Perguruan Tinggi se Indonesia selaku pendamping program SMK PK. “Mereka ada yang sudah lama mendampingi dan ada yang baru bergabung dengan program SMK PK ini. Sehingga kami perlu sekali adanya updating,” jelasnya.
Ia katakan, SMK Negeri 1 Buduran sudah lulus dari Program SMK PK dan tidak lagi mendapatkan lagi pendampingan dari perguruan tinggi. Oleh karena itu, kedepan kami akan berfokus pada pengembangan Tefa di SMK. Sehingga apa yang disampaikan oleh Kepala SMK Negeri 1 Buduran, mulai dari pengalamannya, sharing praktik baiknya, awalnya serta bagaimana awal mula terbentuknya proses bisnisnya di SMK Negeri 1 Buduran ini.

“Terutama di program SMK PK. Dengan harapan, studi ini bisa membekali kami, membuat inspirasi yang baru, yang bisa diterapkan di SMK yang didampingi para peserta yang hadir ini,” harap Pipin Dwi Nugraheni.
Kepala SMK Negeri 1 Buduran Agustina telah memaparkan banyak hal tentang keberhasilnya program SMK PK, utamanya pada mengembangkan Tefa. Salah satunya adalah bagaimana cara mengelola perhotelannya, yang hingga saat ini bisa berjalan dengan baik. Walaupun banyak kompetitor hotel bermunculan di wilayah Sidoarjo.
Ia katakan prosesnya tidak semudah membalikan telapak tangan. Harus banyak kerjasama dengan bihak luar, dan harus memilih pasar/sasaran yang berbeda, jangan membuat layanan hotel sama dengan hotel pada umumnya. “Yang lebih penting lagi program Tefa itu supaya bisa berjalan dengan baik adalah harus kerjasama dengan pihak industri,” jelas Agustina.
“Jadi orang yang bermalam di hotel kami, agar mereka bisa lagi kembali ke kami, maka mereka harus mendapatkan edukasi,tidak sekedar bermalam. Maka, tiap-tiap kamar mempunyai model desain sesuai dengan kompetensi anak-anak,” terangnya.
Is Ismawati salah satu perwakilan dari Payakumbuh Sumatera Barat mengakui apa yang telah diterapkan di sekolah ini, dengan melibatkan para pelajar dinilai mampu mensinergikan sekolah dan juga kebutuhan industri. “Sehingga kedepan kompetensi siswa akan siap dalam bekerja maupun berusaha selepas lulus sekolah. Luas bias SMK Negeri 1 Buduran sudah berjalan sangat baik,” katanya.(mad)