SIDOARJO (radarjatim.id) Ketua Karang Taruna Kabupaten (Kartarkab) Sidoarjo, Imam Safi’i menengarai proses seleksi Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) untuk Pemilihan Bupati (Pilbup) Sidoarjo tidak transparan dan penuh rekayasa.
“Sepertinya keterpilihan anggota Panwascam Sidoarjo sudah diplot untuk organisasi-organisasi kepemudaan tertentu dan menutup peluang bagi calon pendaftar lainnya meskipun mereka lebih layak,” ujarnya saat ditemui di Media Centre DPRD Sidoarjo, Jumat (20/12/2019).
Menurut Imam, cacatnya proses pemilihan anggota Panwascam ini akan berpengaruh pada kualitas Pilkada serentak yang akan berlangsung September 2020 mendatang itu.
“Analoginya begini, kalau kapasitas dan kapabilitas wasitnya saja sudah meragukan, lalu bagaimana dengan kualitas pertandingannya? Apakah hasil Pilkada nanti tidak ikut-ikutan cacat,” ujar pria asal Jabon itu.
Karena itu, Kartarkab Sidoarjo akan melakukan peran aktif guna menutupi kekurangan tersebut demi suksesnya pelaksanaan pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
“Kami bisa saja masuk di barisan pemantau yang ikut mengawasi semua pihak yang terlibat langsung dalam Pilkada 2020. Mulai dari para kontestannya, pelaksana pilkada termasuk kinerja pengawasnya juga akan kami pantau,” tambah Imam.
Menurutnya, tak sulit untuk melakukan fungsi itu lantaran Karang Taruna memiliki jaring-jaring organisasi dengan puluhan ribu anggota aktif yang menyebar hingga di level paling bawah seperti RT dan RW.
“Saya akan instruksikan pada seluruh anggota Karang Taruna untuk benar-benar menajamkan mata dan telinga mereka dalam mengawasi pelaksanaan Pilkada ini,” ujarnya tegas.
Sementara itu Ketua Bawaslu Sidoarjo, Haidar Mundjid yang dihubungi terpisah menampik tudingan tersebut. Menurutnya semua proses seleksi calon anggota Panwascam sudah berjalan sesuai dengan rule of the game yang telah diatur sebelumnya.
“Bagaimana mungkin bisa direkayasa, wong tes tertulisnya menggunakan sistem komputerisasi dimana para peserta bisa langsung mengetahui hasil tes yang mereka jalani,” ujar mantan Ketua PMII Sidoarjo itu.
Sedangkan terkait tes wawancara, pihaknya sudah menentukan beberapa aspek penilaian yang salah satunya adalah pernah punya pengalaman ikut serta dalam Pemilu sebelumnya sebagai penyelenggara, baik dari sisi pengawas maupun pelaksana Pemilu mulai tingkat kecamatan hingga minimal di level KPPS.
“Saya pikir kami sudah bekerja dengan benar dalam tahapan ini dan sudah menentukan yang terbaik melalui pertimbangan-pertimbangan yang matang dan cermat,” pungkas Haidar. (red)
Teks Foto: Ketua Kartar Sidoarjo Imam Safii