TULUNGAGUNG (RadarJatim.id) — Ribuan warga Tulungagung, Jawa Timur dari berbagai elemen masyarakat dan organisasi yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Tulungagung (AMT) menggelar aksi damai di depan gedung DPRD Tulungagung, Jumat (13/12/2024).
Aksi yang dilaksanakan siang hari selepas sholat Jumat tersebut merupakan bagian dari upaya menyampaikan aspirasi penolakan terhadap kelompok yang mengatasnamakan klan Ba’alawi. Para pendemo dinilai, mereka kerap provokatif melawan pemerintah dengan model dakwah sering memberikan ujaran kebencian.
Selain itu, kelompok Ba’alawi juga dianggap telah memalsukan nasab Rasulullah SAW dan terbukti membelokkan sejarah bangsa. Aksi damai tersebut diawali dengan melakukan long march dari titik 0 Tulungagung yang berada di Selatan bundaran alun-alun dan berakhir di depan kantor DPRD Kabupaten Tulungagung.
Dalam orasi tuntutan yang dibacakan oleh Syahrul Munir selaku Ketua Perjuangan Walisongo Indonesia (PWI) Tulungagung, mewakili seluruh elemen yang tergabung dalam aksi damai tersebut. Aliansi Masyarakat Tulungagung (AMT) secara tegas mendesak dan menuntut pemerintah untuk:
- Bersikap tegas terhadap klan Ba’alawi yang secara terang-terangan memalsukan nasab Rasulullah dan membelokkan sejarah bangsa;
- Menghentikan dan melarang segala aktivitas dakwah kelompok Ba’alawi yang dinilai merusak akidah dan provokaf melawan pemerintah;
- Secara tegas dan tuntas membersihkan situs sejarah palsu (makam, prasasti dan bangunan sejarah lainnya;
- Bertindak preventif dan serius dalam memerangi ancaman FPI dan HTI reborn maupun gerakan lainnya yang tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD ’45;
- Membantu segala bentuk dan upaya perjuangan PWI-LS bersama masyarakat dalam menjaga kemurnian ajaran agama dan kedaulatan bangsa;
- Melarang imigran Yaman untuk berperan aktif dalam organisasi yang berafiliasi dengan pemerintah;
- Untuk melakukan pembersihan terhadap ASN yang terpapar faham ekstrimis dan berafiliasi dengan gerakan yang membahayakan NKRI;
- Menghentikan intervensi asing yang merusak ideologi Pancasila;
- Mencegah distorsi dan manipulasi sejarah lokal, nasional, maupun international;
- Mengintegrasikan sejarah lokal dalam kurikulum pendidikan dasar, menengah dan tinggi.
Syahrul Munir mengatakan, aksi damai yang dilakukan oleh Aliansi Masyarakat Tulungagung (AMT) tersebut di ikuti oleh sekiar 40 organisasi, baik ormas, kepemudaan, pemerhati kebudayaan, organisasi kampus, juga perguruan pencak silat. (mal)