GRESIK (RadarJatim.id) — Program First ASEAN Village Network menjadi tonggak bangkitnya perekonomian dari desa. Menariknya, Abdul Halim, Kepala Desa (Kades) Sekapuk. Kecamatan Ujungpangkah, Gresik, menjadi satu-satunya Kades di Jatim yang mengahadiri event bergengsi ini.
Abdul Halim, Kades berjenggot dan berambut gondrong ini ditunjuk mewakili Indonesia sebagai Percontohan Desa Wisata di Kancah ASEAN. Ia hadir ke First ASEAN Village Network berama Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Pemkab Gresik Abu Hassan.
“Kalau untuk acara ASEAN ini saya memberikan apresiasi, jadi senang kepala desa berterima kasih yang sebesar-besarnya, terobosan dari pemerintah terkait bagaimana kita bisa head to head lintas negara yang berhubungan dengan sesama desa,” ungkap Kades berjuluk Ki Begawan Setigi ini.
Ya tentu selama ini, lanjut Abdul Halim, banyak tabel-tabel ketika kita ingin lebih maju, ingin memberikan berbagai inovasi, berbagai solusi kebahagiaan pencapaian kepada sahabat desa yang di luar Indonesia itu.
Menurut dia, inilah hal positif yang bisa dirasakan. Diharapkan, monentum itu tidak hanya menjadi event seremonial belaka, tetapi ada output yang secara riil bisa dirasakan oleh masyarakat di desa, bisa dirasakan juga oleh pemerintah desa.
Abdul Halim lalu memaparkan program programnya, yang juga disampaikan masing-masing negara peserta AVN (ASEAN Village Network). Dikatakan, program ke depan paling tidak sesuai dengan locus-nya ke desa wisata dari sisi potensi wisata lintas desa antarnegara, juga berbagi pengalaman, berbagi informasi, dan juga inovasinya.
Lalu juga ada locus desa digital, bagaimana memberikan layanan cepat, bagaimana memberikan layanan yang terbaik di pemerintahan desa mengingat administrasi pertama yaitu yang diterbitkan oleh Pemerintah desa.
“Ini bisa mengedukasi negara-negara lain, desa-desa negara di anggota ASEAN untuk bisa sama menjadi desa digital,” jelasnya.
Abdul Halim juga menjabarkan program lainnya, yakni OVOP (One Village One Product). Ini menjadi catatan penting terkait masalah kekuatan ekonomi lokal. Sehingga nanti harapan pemerintah desa ini minimal punya satu produk yang bisa dibanggakan.
“Jadi kami dari desa merasa berterima kasih ada program seperti ini menjadi terobosan baru sebagai penjembatan kita berhubungan antardesa lintas negara,” tegasnya.
Ia menambahkan, Desa Sekapuk memiliki Wisata Setigi (Selo Tirto Giri) dan Agrowisata KPI (Kebun Pak Inggih). Satu desa mampu membangun dan mengelola dua wisata sekaligus.
First AVN (ASEAN Village Network) digelar sesuai dengan visi misi Gubernur DIY, yakni bagaimana pertumbuhan ekonomi didorong dari desa. Oleh karena itu, perlu dukungan penuh dari semua stakeholder.
Hal tersebut mengemuka dalam Welcome Dinner Back To Back ASEAN Collaborative Forum On Localizing 2030 SDG’S In The Village Level, First ASEAN Village Network dan ASEAN Rural Culture Expo In The Frameworks Of ASEAN Identity di Objek Wisata Watu Goyang Mangunan Dlingo Bantul, Senin (24/7/2023) lalu.
Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan (Dirjen PDP), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa) RI, Sugito mengatakan, dalam ‘First ASEAN Village Network dan ASEAN Rural’ tersebut berkumpul untuk membahas tantangan-tantangan yang dihadapi oleh masyarakat pedesaan.
Sementra Direktur Utama Bank DIY, Santoso Rohmad mengatakan, jika program yang di-support Bank DIY tidak sebatas di sektor wisata.
“Dalam konteks ini kita bersama-sama dengan pemerintah dalam hal Ini Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI, bahwa desa itu sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. Dimana hal tersebut sesuai dengan visi misi Pak Gubernur bagaimana pertumbuhan ekonomi didorong dari desa,” ujar Santoso Rohmad.
Menurutnya, konsep tersebut sangat bagus dan dikembangkan dengan bekerja sama dengan seluruh desa yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Khususnya dengan BUMDes-nya yang terus didorong untuk ada kreativitas dalam rangka meningkatkan kemampuan ekonomi warga, yang salah satunya dari sektor wisata. (sto)