PANDAAN (RadarJatim.id) – Kemajuan biasanya didapat melalui pemikiran yang terbuka (open mind). Bersedia menerima hal-hal baru yang baik dan tidak segan untuk terus belajar. Agaknya prinsip itu dianut oleh pengelola dan dewan guru dari SD NU Banat Banin Lamongan. Mereka melaksanakan studi banding (benchmarking) ke Sekolah Inovatif SD Maarif Jogosari Pandaan, Senin (24/2) siang.
Rombongan yang datang menggunakan bus tersebut terdiri dari ustaz-ustazah, tenaga kependidikan, dan pengurus yayasan. Mereka hadir dengan maksud ingin belajar mengenai tata kelola sekolah hingga model pembelajaran. “Terus terang kami datang ke sini mau ‘merampok’ ilmu dari SD Maarif Jogosari Pandaan ini,” kata Ketua Pengurus Yayasan, Dzihan Zahriz Zaman, M.Pd, berseloroh.
Dalam kunjungan sehari tersebut berlangsung sesi presentasi dan sharing pengalaman, dilanjutkan peninjauan kelas disertai dialog antar guru. Personel tenaga kependidikan menuju ruang tata usaha untuk belajar tata kelola administrasi sekolah.
SD Maarif Jogosari memang dikenal sebagai salah satu sekolah inovatif di kawasan Kabupaten Pasuruan. Ada pembaharuan dalam beberapa model pembelajarannya. Sekolah ini bukan sekolah fullday. Dalam sepekan, selama lima hari siswa belajar ilmu teoritis di dalam kelas, dan satu hari anak berkegiatan di luar kelas (outdoor activity) pada hari Sabtu.
“Pembelajaran luar kelas ini kami kemas dalam program one day discovery. Siswa diajak berpetualang dan bermain sambil belajar. Mereka diajak mengunjungi hanggar pesawat, ke pabrik, atau diajak mengamati kendaraan yang lewat, anak menghitung kendaraan sambil belajar konsep matematika,” kata Kepala SD Maarif Jogosari Dra. Hj. Nurul Khusnaini, M.Pd, dalam sambutannya.
Sedang untuk pembinaan karakter siswa, sekolah ini menerapkan program Manziliyah, yang menggunakan prinsip asah asih asuh. Siswa dibentuk dalam sejumlah kelompok dengan anggota lintas kelas. Dengan demikian siswa kelas atas berkesempatan mengasuh adik-adik kelas, sebaliknya adik kelas merasa punya kakak untuk diteladani dan dapat melindungi.
Setiap kelompok akan berlomba-lomba menabung kebaikan, karena semua kebaikan itu diakumulasikan dalam bentuk poin. Sebaliknya setiap pelanggaran akan mengurangi poin kelompok mereka. “Kalau ada siswa misuh (mengumpat) maka akumulasi poin kelompoknya mereka dipotong separoh, untuk memberi efek jerah. Setiap akhir semester akan diumumkan kelompok yang terbaik. Mereka berhak mendapatkan hadiah sejuta rupiah,” katanya.
Acara diakhiri dengan tukar-menukar cindera mata. Kedua sekolah sepakat bahwa pertemuan ini tidak selesai di sini, tetapi akan ditindaklanjuti dengan menjalin kerja sama serta berjejaring di masa mendatang, antara lain berencana melaksanakan pembelajaran kolaboratif via daring.
SD NU Banat Banin bukanlah sekolah biasa, tapi sudah tergolong maju dan favorit di daerahnya. Salah satu indikatornya, pada bulan Februari ini, penerimaan siswa baru tahun ajaran 202/2026 sudah tutup, karena kuota terpenuhi. Kendati demikian mereka terus bersemangat melakukan benchmark ke sekolah lain dalam rangka pengembangan diri dan institusi.
Jadi, sungguh benar ungkapan yang disebut pada awal tulisan ini. Kemajuan itu milik mereka-mereka yang memiliki pemikiran terbuka dan mau belajar tanpa henti. (rio)