SIDOARJO (RadarJatim.id) — Proses pembentukan karakter siswa agar berperilaku sopan santun berbudi luhur, serta berakhlak mulia tidak bisa hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga harus dimulai dari rumah. Oleh karena itu SMA Negeri 3 Sidoarjo menghadirkan orang tua untuk bekerjasama membentuk siswa berkarakter mulia.
Melalui program Parenting bertajuk ‘Sinergi Mutualisme Sekolah dan Keluarga Mendidik Generasi Cerdas dan Mulia’ yang dibuka langsung oleh Kepala SMA Negeri 3 Sidoarjo H. Lamiran, S.Pd M.Pd dengan menghadirkan motivator Dr. Suhadi Fadjaray, M.Pd yang juga sebagai Konsultan Pendidikan Raudlatul Jannah Sidoarjo, pada (8/8/2024) di Aula Jenggala SMA Negeri 3 Sidoarjo.
Lamiran menuturkan kalau menghadirkan orang tua siswa kelas X ini adalah untuk menyamakan presepsi dalam rangka mendidik putra-putrinya menjadi generasi yang cerdas dan mulia. Tentunya kesamaan presepsi inilah yang menjadi bagian untuk mensukseskan cita-cita anak-anak yang telah diterima dan masuk di kelas X.
Lanjutnya, selain menyamakan presepsi juga memberikan edukasi bagaimana langkah-langkah untuk mewujudkan serta memberikan daya dukung mewujudkan generasi yang cerdas dan mulia tersebut. “Dengan harapan, agar anak-anak memiliki ketaatan dalam beribadah, serta memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi. Sehingga dalam mengawal kesuksesan putra-putrinya tersebut perlu adanya orang tua/keluarga,” tutur Lamiran.
“Jadi perjalanan atau prosesnya harus sinergi, selaras dengan layanan yang ada di sekolah. Jangan sampai terjadi pro kontra. Misalkan, di sekolah siswa laki-laki dilarang rambutnya panjang/gondrong. Sementara di rumah rambut gondrong dianggap keren. Itu berarti tidak selaras,” tegas mantan Kepala SMA Negeri 1 Waru.
Ia berharap, ketika putra-putrinya sudah menjadi bagian di sekolah kami, yang visinya adalah terwujudnya generasi yang memiliki tiga kecerdasan, yaitu cerdas religi, cerdas emosi dan cerdas intelektual, itu bisa dipahami dan bisa dilakukan bersama-sama antara sekolah dan orang tua/keluarga. “Dengan memperkuat Imtaq nya di rumah dan di sekolah, Insya Alloh program membentuk siswa berkarakter mulia bisa terwujud,” doa Abah Lamiran_sapaan akrabnya.
Sementara itu, Suhadi Fadjaray juga memberikan contoh kalau pendidikan anak yang utama itu adalah di rumah, dalam hal ini ibu sebagai madrasah bagi anak-anaknya. Namun sayangnya masih banyak juga orang tua tidak memiliki konsep mendidik anak yang jelas. Sehingga mereka hanya pasrah saja kepada sekolahan.
“Padahal untuk mewujudkan anak-anak berkarakter mulia itu konsepnya harus bersinergi atau bersama-sama antara orang tua dan sekolah. Jadi orang tua dan sekolah itu harus sepaham,” tegasnya.(mad)