GRESIK (RadarJatim.id) – Memasuki tahun kedua berkiprah di dunia pendidikan, Politeknik Semen Indonesia (POLTEKSI) makin digemari masyarakat. Terbukti, mahasiswa baru yang masuk pada tahun akademik 2023 ini, melejit hingga sekitar 160 persen dibanding angkatan pertama tahun sebelumnya.
Hal itu diketahui saat berlangsung Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di kampus POLTEKSI Gresik, Rabu (20/9/2023). Pada tahun pertama beroperasinya POLTEKSI tahun 2022, mahasiswa yang terjaring cuma 41 mahasiswa. Tahun ini, mahasiswa baru yang diterima di kampus yang berlokasi di kawasan pabrik Semen Gresik ini melonjak hingga 110 mahasiswa.
“Kami yakin tren meningkatnya jumlah mahasiswa ini akan terus berlangsung dan ini membuktikan, bahwa kepercayaan masyarakat kepada POLTEKSI makin meningkat,” ujar Direktur POLTEKSI Dr Ir Gatot Kustyadji, SE, MSi, di sela pelaksanaan PKKMB, Rabu (20/9/2023).
Meski baru 2 tahun beroperasi, Gatot yakin, bahwa POLTEKSI akan menjadi pilihan favorit lulusan SLTA di kawasan pantura di Jawa Timur, yakni Gresik, Lamongan, Tuban, dan Bojonegoro dan sekitarnya, yang mendambakan kompetensi memadai untuk langsung memasuki dunia kerja. Selain kini menjadi satu-satunya politeknik yang beroperasi di kawasan pantura, POLTEKSI didukung sarana/prasarana praktik yang mempercepat kemampuan mahasiswa dalam menguasai kompetensi yang diminati, yakni di perusahaan-perusahaan Grup Semen Indonesia.
“Ini yang mungkin tidak dimiliki Poltek yang lain dan saat ini baru POLTEKSI yang berdiri di kawasan pantura,” tandas Gatot.
Sementara Riesca Anindya Septantina, SIAN, MAP, Ketua PKKMB POLTEKSI menambahkan, saat ini kampusnya mengelola 4 program studi (prodi). Keempatnya adalah prodi Teknologi Mesin, Teknologi Infomasi, Akutansi, dan Administrasi Perkantoran. Meski pilihan mahasiswa hampir merata, diakui, bahwa prodik Teknologi Mesin menjadi favorit.
“Kalau dipetakan, yang paling banyak diminati mahasiswa memang produk Teknik Mesin. Ya, bisa jadi ini karena keberadaan pabrik Semen Gresik di lingkungan kampus, sehingga praktiknya lebih mendukung,” ujar Riesca.
Menyinggung PKKMB, Riesca menjelaskan, materi yang diberikan kepada para mahasiswa baru lebih banyak merujuk pada misi menjadikan generasi unggul yang cinta NKRI. Karena itu, pembekalan yang diberikan banyak terkait kesadaran bela negara. Selain itu, secara dini mahasiswa dibekali materi anti-kekerasan, anti-perundungan, anti-narkoba, dan anti-korupsi. Pembekalan mendasar ini diharapkan terpatri di pikiran dan hati para mahasiswa, sebagai bekal kelak saat hidup bermasyarakat dan bernegara.
“Selebihnya, kami bekali para mahasiswa ini untuk siap memasuki era revolusi industri 4.0 dan society 5.0. Sistem pembelajaran sudah dikondisikan seperti bekerja di perusahaan dan kewirausahaan, sehingga begitu lulus, mereka benar-benar siap memasuki dunia kerja atau kewirausahaan dengan kompetensi yang tak diragukan lagi,” tandasnya. (sto)







