SURABAYA (RadarJatim.id) — Kegiatan tasyakuran kemenangan Eri Cahyadi – Armuji dalam Pilwali 2024 Surabaya di Kantor DPC PDIP Surabaya Jl Setail, yang mestinya menyenangkan ternyata malah bernuansa memanas dan muncul persoalan baru yang mengarah pada perpecahan di internal partai
Hal ini dipicu sambutan Armuji yang juga Wakil Wali Kota Surabaya terpilih yang merasa ada kesengajaan untuk tidak diundang dan undangan tasyakuran baru diterima beberapa jam sebelum pelaksanaan tasyakuran digelar.
Di satu sisi, Wali Kota Surabaya terpilih Eri Cahyadi menerima undangan sejak Sabtu pekan lalu. ementara Armuji malah mengetahui acara, karena diminta Eri Cahyadi mewakilinya. Kekesalan atas perlakuan diskriminasi oleh Pengurus Cabang PDIP Surabaya disampaikan langsung oleh Armuji saat memberikan sambutan di hadapan peserta tasyakuran yang terdiri atas Pengurus Cabang, Kecamatan, Kelurahan dan juga dihadiri oleh Ustadz Yoyok dan Gus Fahmi.
“Saya masih memegang KTA PDIP, lah kok ada diskriminasi, yok opo iki carane,” kata Armuji.
Kekecewaan Armuji ditujukan kepada AH, salah satu pengurus lantaran undangan untuk Eri Cahyadi sudah diantar satu minggu sebelumnya, sedangkan untuk dirinya diberikan pada hari H pelaksanaan tasyakuran.
Armuji yang kecewa lalu meminta stafnya untuk melakukan pengecekan ke DPC. Ternyata, memang awalnya tidak ada undangan untuk Armuji. Ia menilai memang ada faktor kesengajaan tidak mengundang dirinya. Armuji menyindir AH dengan ungkapan terpaksa menyepil yang merupakan bahasa anak muda agar bertindak tenang jangan galau, segala sesuatu harus berpikiran jernih dan hati yang bersih.
Spekulasi beredar bahwa tindakan AH terkait dengan keinginan menjadi sekretaris pada periode selanjutnya. Di satu sisi Armuji sendiri disebut-sebut sebagai kandidat kuat yang akan berhadapan dengan calon ketua cabang yang didukung AH. (RJ)