GRESIK (RadarJatim.id) — Banjir akibat luapan Kali Lamong yang sempat merendam sejumlah kawasan di wilayan 6 kecamatan di Kabupaten Gresik sejak beberapa pekan lalu, telah reda. Namun, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik menegaskan meneruskan program normalisasi berupa pengerukan dan penanggulan Kali Lamong, meski itu bukan kewenangannya.
“Penanganan jangka pendek dengan normalisasi. Kalau jangka panjang kita akan bikin kolam retensi. Ini upaya kita, meskipun ini bukan kewenangan kita. Tapi kita akan berjuang demi masyarakat, karena kita punya martabat,” tegas Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Sabtu (4/3/2023).
Beberapa pekan lalu, sejumlah kawasan di 6 kecamatan di wilayah Kabupaten Gresik menjadi sasaran banjir Kali Lamong. Ke-6 kecamatan itu adalah Kecamatan Balongpanggang, Benjeng, Cerme, Kedamean, Menganti, dan Kebomas. Banjir akibat luapan Kali Lamong sendiri merupakan banjir tahunan yang selalu terjadi tiap musim penghujan.
Yang telah dilakukan Pemkab Gresik dalam 2 tahun terakhir adalah melakukan normalisasi Kali Lamong. Teknisnya, berupa pengerukan badan sungai dan penanggulan di bibir sungai, terutama di titik yang dinilai rawan banjir.
Sementara konsep kolam retensi adalah menampung volume air ketika debit mencapai maksimum pada sungai. Kemudian secara perlahan air akan mengalir kembali ke sungai ketika debit di sungai sudah kembali normal.
Secara spesifik, kata Gus Yani, sapaan akrab Bupati Fandi Akhmad Yani, kolam retensi akan menyerap besarnya puncak banjir yang ada di sungai. Dengan demikian, potensi overtopping yang mengakibatkan tanggul jebol dan luapan sungai bisa tereduksi. Tiap kolam retensi akan dibangun pada lahan 5 hektar dengan kedalaman 4 meter. Diperkirakan, per kolam retensi mampu menampung 200 ribu m³ air.
Gus Yani menginginkan, kolam retensi juga di wilayah Kecamatan Balongpanggang. Dengan demikian, ketika ada air kiriman dari Kabupaten Mojokerto dan Lamongan bisa masuk ke kolam retensi di Balongpanggang. Hal ini membuat debit air Kali Lamong yang mengalir dari hulu ke hilir bisa berkurang.
Selain itu, kolam retensi juga akan dibangun di Desa Cermenlerek, Kecamatan Kedamean yang merupakan dataran rendah. Hal itu dimaksudkan agar air bisa tertampung di kolam retensi, tidak sampai membuat tanggul anak Kali Lamong yang melintasi desa tersebut jebol lagi. Tak hanya itu, kolam retensi juga disiapkan di di Cerme.
“Dengan adanya pengerukan Kali Lamong dan tiga kolam retensi penampung air ini, setidaknya kita bisa mengendalikan banjir,” pungkasnya. (sto)







