SIDOARJO (RadarJatim.id) Warga Puri Indah, Suko, Sidoarjo mengeluhkan bau sampah dari TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) yang dekat dengan perumahan mereka. Warga meminta agar TPST direlokasi agar dampak bau yang sudah ditimbulkan sekitar 7 tahunan ini tidak lagi menjadi momok warga.
Perwakilan warga sudah mengadu ke DPRD Sidoarjo dan ditindak lanjuti oleh pihak DLHK Sidoarjo. Namun sejauh ini bau tak sedap masih dirasakan oleh warga lantaran TPST masih melakukan pengolahan sampah.
“Janjinya akan dilakukan penanganan agar tidak ada bau, tapi sampai sekarang baunya masih menganggu warga,” ujar salah satu warga.

Untuk memastikan penanganan atas keluhan warga ini, Ir H Bambang Haryo Soekartono, Caleg terpilih DPR RI Dapil Sidoarjo-Surabaya dari Partai Gerindra melakukan tinjauan kelokasi TPST di Banjarbendo yang dikeluhkan warga Puri, Senin (20/5/2024). Dari tinjauan itu, memang bau dari dampak pengolahan sampah di TPST masih menyengat, belum lagi antrean gerobak sampah juga terlihat berjajar dilokasi.
“Ini permasalahan pencemaran lingkungan terutama bau yang muncul dari TPST ini, jadi dari warga merasa terganggu. Berarti harus ada satu solusi, tadi solusinya dari warga mengurangi jumlah sampah yang masuh ke wilayah ini atau memindahkan TPST ini di tempat lain,” ujar Bambang Haryo Soekartono.
Di TPST tersebut saat ini mengcaver sekitar 8 perumahan dan jika solusi memindahkan TPST tentunya masih memerlukan waktu. Dan untuk solusi tercepat, truk untuk menampung sampah melakukan penganggutan segera agar TPST menjadi bersih dan dari DLHK harus melakukan kontrol secara terus menerus agar TPST tidak lagi menimbulkan bau dan pencemaran lingkungan. Warga juga dinilai perlu melakukan pemilahan sampah agar turut membantu proses di TPST lebih cepat dalam mengelola sampah.
BHS, panggilan akrab Ir H Bambang Haryo Soekartono juga meminta agar pemerintah daerah tidak hitung-hitungan untuk anggaran lingkungan hidup, terutama alokasi infrastruktur truk sampah dan bak sampah.
Founder BHS Peduli ini mencontohkan, seperti bak atau gerobak sampah yang dimiliki dibeberapa TPST Sidoarjo jauh berbeda dari milik TPS di Surabaya. “Terutama infrastruktur terutama truk sampah dan bak sampah. Harusnya Sidoarjo ini melihat di Surabaya bagaimana gerobak sampah di TPST Surabaya bisa langsung diangkat langsung otomatis tanpa harus membongkar. Itu salah satu contoh, tentu nya hal lain juga masih banyak yang perlu diperhatikan,” kata Bambang Haryo.
DLHK juga dinilai perlu melibatkan Puskesmas setempat untuk memastikan kesehatan masyarakat sekitar TPST atas dampak lingkungan yang disebabkan. Baik dari bau yang timbul maupun hal lain.
Sementara itu, Ketua RT 30 Perum Puri Indah, Adib berharap agar TPST bisa dipindahkan setidaknya enam atau satu tahun kedepan. Sembari menunggu direlokasi, sampah yang dibuang di TPST perlu dibatasi hanya untuk dua wilayah yakni Suko dan Banjarbendo.
“Kalau selama ini ada sekitar 8 wilayah, kami minta hanya dua wilayah agar warga tidak kena dampaknya. Karena selama ini memang banyak dari tempat lain yang sampahnya dibuang kesini,” katanya.
Ditempat yang sama, Wawan, selaku pengelola TPST Banjarbendo mengaku akan mengikuti saran warga dan juga arahan dari pihak DLHK. “Kalau warga menghendaki dipindah ya monggo, kami selaku pengelola mengikuti saja,” katanya.
Saat ini TPST milik warga Puri Indah sudah ditutup dan hanya TPST Banjarbendo yang beroperasi. Jarak kedua TPST tersebut seperti diketahui jaraknya hanya beberapa meter saja dan keduanya juga memang tak jauh dari lokasi area perumahan Puri Indah. (RJ/RED)