Oleh Royhan Faradis*
Lima puluh tahun silam, Singapura masih dipandang sebelah mata oleh banyak negara. Tanpa sumber daya alam yang melimpah dan dengan masyarakat yang dianggap kurang termotivasi, negara kecil ini tnampak seperti tidak memiliki potensi untuk berkembang pesat. Namun, munculnya sosok Lee Kuan Yew sebagai pemimpin visioner telah mengubah pandangan ini secara dramatis.
Transformasi yang terjadi di Singapura adalah salah satu contoh paling mencolok dari bagaimana kepemimpinan, investasi dalam manusia, dan penekanan pada pendidikan dan riset dapat mengubah nasib suatu bangsa. Tercatat pada tahun 2023, pemerintah Singapura mengalokasikan sekitar 21 persen dari total anggaran negara untuk pendidikan. Dalam angka absolut, ini berarti sekitar SGD 17,2 miliar (sekitar USD 12,7 miliar) dialokasikan untuk sektor pendidikan.
Lee Kuan Yew yang dikenal sebagai pendiri Singapura modern, memimpin negara ini pada saat yang penuh tantangan. Pada tahun 1965, ketika Singapura merdeka, negara ini menghadapi berbagai masalah serius, termasuk kemiskinan, ketergantungan pada perdagangan, dan kekurangan sumber daya alam. Namun, Lee Kuan Yew dan timnya memiliki visi yang jauh ke depan. Mereka menyadari, bahwa tanpa kekayaan alam, kunci utama untuk kemajuan Singapura adalah investasi dalam sumber daya manusia dan pengembangan keterampilan.
Lee Kuan Yew dan pemerintahannya memulai reformasi besar-besaran untuk mengubah mentalitas masyarakat. Salah satu langkah utamanya adalah merombak sistem pendidikan dengan menekankan pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan industri dan ekonomi global.
Singapura mulai mengalokasikan anggaran besar untuk pendidikan dan riset, dengan fokus pada pelatihan tenaga kerja yang berkualitas dan penelitian yang inovatif. Langkah ini membawa hasil yang signifikan: dari negara dengan sedikit harapan, Singapura berubah menjadi salah satu pusat finansial dan teknologi terkemuka dunia.
Investasi yang besar dalam pendidikan dan riset terbukti efektif. Sistem pendidikan Singapura kini dikenal sebagai salah satu yang terbaik di dunia, menghasilkan generasi muda yang terampil dan siap menghadapi tantangan global. Singapura juga berhasil menciptakan lingkungan yang kondusif untuk inovasi, berkat dukungan yang konsisten untuk penelitian dan pengembangan. Hasilnya, negara ini telah berhasil menarik investasi asing, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya secara keseluruhan.
Namun, meskipun Singapura telah mencapai banyak keberhasilan, Indonesia masih menghadapi tantangan yang signifikan dalam upaya mencapai kemajuan serupa. Padahal Indonesia telah jauh lebih dahulu merdeka dibandingkan Singapura. Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang pesat, mengingat kekayaan sumber daya alam yang melimpah dan populasi yang besar.
Namun, pengembangan potensi ini sering terhambat oleh masalah korupsi dan manajemen yang buruk. Korupsi yang melibatkan sejumlah pihak, kerap menyebabkan pemborosan anggaran dan memperlambat proses pembangunan. Hal ini menciptakan rasa putus asa di kalangan masyarakat dan menghambat upaya untuk memperbaiki keadaan. Nurul Hidayah A. (2018) menyatakan, bahwa permasalahan korupsi adalah permasalahan bersama bangsa Indonesia yang membutuhkan upaya dan partisipasi dari setiap lapisan masyarakat.
Untuk mengejar ketertinggalan dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki, Indonesia perlu mengambil pelajaran berharga dari pengalaman Singapura. Investasi dalam riset dan pendidikan harus menjadi prioritas utama. Pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkualitas, dukungan untuk penelitian, dan pelatihan keterampilan yang relevan adalah langkah-langkah penting untuk memastikan bahwa sumber daya manusia dapat bersaing di tingkat global.
Pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi dan pengembangan keterampilan. Kolaborasi keduanya sangat membuka peluang tercapainya terget yang diharapkan Bersama.
Penting juga untuk menangani masalah korupsi secara serius. Korupsi bukan hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga merusak kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintah. Transparansi, akuntabilitas, dan penegakan hukum yang tegas adalah langkah-langkah kunci untuk mengurangi tingkat korupsi dan memastikan, bahwa sumber daya negara digunakan secara efektif.
Dengan memperbaiki sistem pendidikan, meningkatkan investasi dalam riset, dan mengatasi korupsi, Indonesia memiliki potensi untuk melompat jauh ke depan. Negara ini dapat belajar dari kesuksesan Singapura dan menerapkan strategi yang telah terbukti efektif dalam konteks lokal.
Jika langkah-langkah ini diambil dengan sungguh-sungguh, masa depan Indonesia bisa menjadi cerah, dengan kemajuan yang signifikan dan kesejahteraan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat. Menatap hari ulang tahun Indonesia yang ke-79, asa itu masih tetap ada.
Transformasi Singapura adalah bukti nyata, bahwa dengan kepemimpinan yang visioner dan investasi yang cerdas, perubahan besar dapat dicapai bahkan dalam kondisi yang nampaknya tidak mendukung.
Indonesia, dengan semua potensi yang dimiliki, memiliki kesempatan untuk mengikuti jejak Singapura dan mencapai kemajuan yang sama. Kunci untuk kesuksesan terletak pada komitmen untuk berinvestasi dalam manusia, memerangi korupsi, dan membangun fondasi yang kuat untuk masa depan yang lebih baik. {*}
*) Royhan Faradis, Fungsional Statistisi Badan Pusat Statistik (BPS) Sidoarjo, Jawa Timur.
CATATAN: Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulisnya.