SURABAYA (Radarjatim.id) – Keberadaan interior diyakini dapat mengubah suasana dan mood seseorang yang berada di dalam sebuah ruangan. Untuk itulah orang berupaya untuk menghadirkan desain interior yang dapat menimbulkan perasaan nyaman dan membahagiakan.
Desain interior ini dapat dibangun dari sejumlah elemen-elemen. Seperti elemen space yang terdiri dari langit-langit, dinding, dan lantai. Selain itu juga ada elemen komplementer yang meliputi pintu, jendela, tangga, kolom, partisi, dan kanopi.
Ada juga unsur furniture (lemari, meja, kursi, sofa, dan tempat tidur), utilitas (elektrik, ventilasi, audio visual, sistem keamanan, sanitasi), elemen estetika (lukisan, lampu, vas, bunga, patung, barng pecah belah), serta taman. Sedangkan elemen desain meliputi bentuk, pola, warna, tekstur, dan cahaya.
Semua unsur tadi dapat di”main”kan secara kreatif sehingga tercipta desain interior yang indah, unik, serta mampu menciptakan suasana yang diinginkan oleh pengguna sebuah ruangan.
Indonesia memiliki kekayaan seni dan budaya asli yang sangat cocok dimanfaatkan sebagai sumber inspirasi yang tak pernah habis bagi produk-produk kreatif interior. Ragam hias Nusantara juga sangat variatif yang dapat digunakan sebagai elemen desain interior.
Anggra Ayu Rucitra, ST, M.MT, dosen desain interior ITS, mengajak masyarakat untuk memanfaatkan semua kekayaan tersebut dalam acara talkshow bertajuk Citra Wastra Nusantara, Wastra Nusantara dalam Interior, di Grand City Surabaya. Acara menarik ini diikuti oleh Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI) Kota Surabaya dan peserta dari masyarakat umum.
“Kita wajib berbangga karena memiliki ragam hias Nusantara yang sangat kaya. Hal itu dapat dilihat pada berbagai media seperti relief candi, pakaian, piring, keramik, gerabah, dan lain-lain,” katanya kepada Radarjatim, Senin (26/9).
Menurut Anggra, di dalam benda-benda tinggalan masa lalu itu terdapat aneka motif-motif yang dapat dijadikan inspirasi untuk desain interior. Ada motif batik, pahatan, ukiran, anyaman, hingga motif tenun. Motif tersebut menghadirkan aneka pola ragam hias. Antara lain ragam hias flora, fauna, geometris, kombinasi, figuratif, hingga poligonal.
Yang mengagumkan, semua karya seni itu tidak saja indah dalam pandangan mata, tetapi juga sarat dengan makna simbolis maupun nilai spiritual. Batik memiliki makna filosofis pada motifnya. Kita bisa menggunakan batik motif truntum sebagai simbol untuk menggambarkan kasih sayang yang tumbuh kembali atau kawung sebagai lambang terjadinya kehidupan manusia.
“Ragam hias pada kain batik sangat bagus diaplikasikan ke dalam desain interior. Tidak harus semuanya diambil utuh, tetapi bisa ditransformasikan atau diambil unsur-unsurnya saja, misalnya unsur warnanya saja,” kata humas Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Jatim itu.
Tidak hanya kain batik, tetapi bermacam-macam kain tradisional Nusantara (wastra) juga layak diangkat sebagai bahan dasar desain interior. Wastra tersebut dapat digunakan untuk taplak meja, sarung bantal kursi, sekat ruang, hingga hiasan pada dinding.
“Ibu-ibu pecinta kain itu setiap pulang dari bepergian kan suka memborong banyak kain. Nah, daripada numpuk disimpan saja, lebih baik dimanfaatkan untuk mempercantik ruangan. Cuman kadang-kadang ibu-ibu itu tidak rela kalau kainnya dipotong-potong, eman-eman harganya mahal,” katanya.
Ditambahkan, kalau memang terlalu sayang dengan wastranya, ya dapat ditata sedemikian rupa untuk desain interior tanpa harus digunting-gunting terlebih dahulu. (rio)