GRESIK (RadarJatim.id) – Dinas Pendidikan (Dispendik) Gresik menyiapkan empat program pada tahun ajaran baru 2022/2023. Empat program itu adalah Kurikulum Bermuatan Lokal (mulok) tentang Sejarah Lokal Gresik, Edukasi Wisata, Tahfidz Pelajar. Satu program lainnya adalah CSR bidang Pendidikan.
Keempat program anyar resmi itu di-launching oleh Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani di ruang Mandala Bhakti Praja lantai IV Kantor Bupati Gresik, Senin (28/3/2022).
Empat program tersebut merupakan gagasan dan inovasi Dispendik Gresik. Tujuannya, membuat generasi muda menjaga kearifan lokal dan budaya Islami di Kota Santri ini. Selain itu, program itu untuk menyiapkan generasi muda khususnya di Kabupaten Gresik di era digitalisasi.
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani dalam sambutannya mengatakan, dari sejarah seseorang bisa belajar tentang kejayaan masa lampau, Dari sejarah pula bisa dilihat kehancuran di masa lampau. Kabupaten Gresik, katanya, merupakan kota tua dengan budaya dan toleransi beragama yang sudah ditunjukkan beberapa abad lalu.
“Adanya kurikulum sejarah lokal Gresik, sangat penting untuk menjaga budaya dan melestarikan kearifan lokal sejarah yang ada di Kabupaten Gresik yang belum tentu dimiliki kabupaten atau Kota lain yang ada di Indonesia,” kata Bupati berusia 36 tahun itu.
Ada tiga unsur untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) di antaranya, pemerintah, pelaku pendidikan, dan perusahaan. “Tiga unsur kita ajak mereka untuk berkolaborasi dan berkontribusi dalam membangun sumber daya manusia dalam bentuk tanggung jawab sosial,” ujarnya.
Ia berharap, kurikulum yang baru diharapakan anak didik lebih progresif, yang siap menghadapi tantangan di masa kini dengan melihat situasi masa datang, mengikuti perkembangan zaman dimana transformasi digital yang akselerasinya luar biasa.
“Mari kita siapkan generasi kita dengan didorong kurikulum digitalisasi pendidikan,” tandasnya.
Gresik adalah Kota Santri, Karena itu, lanjut Gus Yani, sapaan akrab Fandi Akhmad Yani, kegiatan tahfidz, pondok Ramadan dan kegiatan yang bersifat keagamaan lainnya harus terus dibangun dan digaungkan. Hal ini untuk tetap menjaga kearifan lokal dan melestarikan budaya kota santri.
“Mudah-mudahan dengan adanya kurikulum baru, generasi muda kabupaten Gresik siap menghadapi tantangan dimasa depan,” harap Gus Yani.
Launching empat kurikulum itu dihadiri oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Gresik Achmad Washil Miftahul Rachman, Asisten III Administrasi Umum Abu Hassan, perwakilan HIPMI, Ketua Gapensi, perwakilan Apindo, perwakilan PHRI, Ketum Gresik Heritage dan Kepala Sekolah se-Kabupaten Gresik.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Gresik S. Hariyanto mengatakan, peluncuran empat kurikulum baru muatan lokal dilakukan, sebagai bantuk tanggung jawab turut menentukan masa depan generasi muda di Kabupaten Gresik.
“Kami ingin menjadi motor untuk menggerakkan ini. Karena ini amanat Undang-undang Republik Indonesia,” katanya.
Terkait dengan percepatan perbaikan sarana dan prasarana (sarpras) , Hariyanto mengatakan, pihaknya akan berkolaborasi dengan perusahaan melalui Corporate Social Responsibility (CSR). Pasalnya, perbaikan sarpras dengan mengandalkan anggaran dari APBD atau APBN yang nilainya hanya Rp 30 miliar sampai Rp 35 miliar per tahun, membutuhkan waktu sampai 12 tahun untuk mengatasi masalah tersebut.
“Dinas Pendidikan berkolaborasi dan menggandeng Corporate Social Responsibility (CSR). Dengan dukungan penuh Bupati Gresik, Dinas Pendidikan harus menyiapkan generasi yang mampu menjawab tantangan kedepan,” tandas Hariyanto. (sho)







