SIDOARJO (Radarjatim.id) TP PKK Kabupaten Sidoarjo dan UNICEF (United Nations Children’s Fund) akan melakukan pemantauan dini terkait status gizi anak. Salah satunya adalah meluncurkan program LiLA (Pengukuran Lingkar Lengan Atas) Keluarga yang diharapkan akan menurunkan kasus Malnutrisi Energi Protein (MEP) atau yang disebut kurang gizi dan gizi buruk.
Menurut Ketua TP PKK Kabupaten Sidoarjo, Hj Sa’adah Ahmad Muhdlor kalau proses program LiLA ini menggunakan Pita Lila, yang merupakan strategi pemberdayaan masyarakat. Dimana keluarga dan kader PKK dapat menjadi detektor pertama kejadian kasus kurang gizi akut balita di dalam keluarga. “Sehingga jika keluarga bisa mendeteksi dini, konsekuensi serius akibat kekurangan gizi akut dapat dicegah,” jelasnya pada (8/6/2002) tadi pagi di Pendopo Delta Wibawa.
Ia katakan pengukuran LiLA dapat dilakukan dengan sangat mudah dan dapat dilakukan secara rutin oleh keluarga. Dengan menggunakan pita indikator warna merah, kuning dan hijau. Warna-warna tersebut menandakan risiko kurang gizi yang dialami anak. “Warna merah menandai kondisi anak parah dan membutuhkan perawatan segera. Warna kuning berarti anak mengalami kurus akut, sementara warna hijau menandakan anak sehat,” katanya.
Ning Sasha_sapaan akrabnya mengharapkan komitmen dari seluruh anggota TP PKK untuk memastikan bahwa keluarga bisa menjadi detektor dini, agar anak yang berisiko dapat mendapatkan perawatan sesuai dengan kebutuhannya. “Sehingga keterlambatan deteksi dini dapat dicegah dengan pengukuran secara rutin setiap bulan di Posyandu,” harapnya.
Arie Rukmantara, Kepala Perwakilan UNICEF di Pulau Jawa menyampaikan bahwa Balita dengan kasus gizi kurang dan gizi buruk atau dikenal dengan istilah wasting mempunyai risiko 3 kali lipat untuk menjadi stunting. Di Jawa Timur, prevalensi wasting adalah 6,2%. Sedangkan di Kabupaten Sidoarjo, prevalensi wasting dari survey tahun 2021 adalah 5,4%, atau 1 dari 18 balita di Sidoarjo mengalami wasting. “Dari jumlah tersebut diperkirakan sekitar 2,800 balita mengalami gizi buruk,” katanya.
Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell telah mengingatkan kita semua bahwa dunia dengan cepat menjadi tempat (a virtual tinder box) dimana kematian anak yang dapat dicegah-anak yang menderita wasting. “Maka dari itu, gizi dan kesehatan anak harus selalu menjadi prioritas kita bersama. Sehingga kita dapat memberikan dunia sebagai panggung kesempatan untuk balita dan anak kita tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya,” tegas Arie Rukmantara.(mad)







