GRESIK (RadarJatim.id) — Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) menggelar rapat koordinasi (Rakor) pengendalian penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak sapi, Senin (13/6/2022). Rapat yang dihelat di ruang Mandala Bhakti Praja lantai 4 Kantor Bupati itu dilakukan menyongsong Hari Raya Idul Adha 1443 H.
Kabupaten Gresik merupakan salah satu daerah di Jatim yang ditetapkan menjadi wilayah dengan kategori wabah dalam PMK. Tiga daerah lainnya yang terdekat dengan status sama, yakni Sidoarjo, Lamongan dan Kabupaten Mojokerto.
Menyikapi hal itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik terus mengupayakan langkah-langkah penanggulangan PMK pada ternak di wilayah Kabupaten Gresik. Seperti digelar Senin ini, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani beserta Forkopimda dan jajajaran OPD Rakor pengendalian PMK yang merebak di Kabupaten Gresik.
Dalam rakor yang juga dihadiri oleh asosiasi peternak, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Dewan Mesjid Indonesia (DMI) Kabupaten Gresik tersebut, masing-masing anggota Forkopimda menyampaikan pendapat, saran dan masukan terkait penanganan PMK di Kabupaten Gresik dan langkah-langkah apa yang akan diambil utamanya menjelang Hari Raya Idul Adha 1443 H.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gresik, Eko Anindito, dalam laporannya saat mengawali Rakor memamaprkan update kondisi PMK yang ada di Kabupaten Gresik. Dijelaskan, hingga 13 Juni 2022 terdapat 14 dari 18 kecamatan dengan total 96 desa di Kabupaten Gresik yang sudah terkena wabah PMK.
Dari 14 Kecamatan tersebut, tercatat total sebanyak 3.731 ekor sapi terjangkit PMK. Dari jumlah itu, 779 ekor di antaranya dilaporkan sembuh, 99 ekor mati, dan 161 ekor terpaksa dipotong paksa lantaran terpapar PMK.
Sekretaris Daerah Kabupaten Gresik Achmad Washil Miftahul Rachman dalam mengatakan, Rakor itu merupakan tindak lanjut dari Rakor terkait PMK yang telah diselenggarakan sebelumnya.
“Lewat kesempatan hari ini, diharapkan ada koordinasi lebih intens terkait dengan pengendalian PMK menjelang pelaksanaan Hari Raya Idul Adha 1443 H. Semoga pelaksanaan terkait hewan kurban dan upaya penanggulangan PMK yang kita lakukan sesuai dengan hal yang direncanakan,” ujar Sekda.
Sementara Gus Yani, sapaan akrab Bupati Fandi Akhmad Yani meminta seluruh pihak untuk bisa berkolaborasi dalam usaha bersama penanggulangan PMK. Ia menyampaikan, Kabupaten Gresik sudah memiliki suatu modal yang terbukti efektif dalam kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak, seperti halnya penangangan pandemi Covid-19 sebelumnya.
Kepada Dinas Pertanian selaku OPD terkait dalam penanganan PMK, Gus Yani menginstruksikan agar obat-obatan yang sudah dibeli melalui Belanja Tidak Terduga (BTT) segera didistribusikan. Hal itu untuk menekan jumlah hewan ternak yang terdampak PMK.
“Obat yang ada harus segera didistribusikan, terkait bantuan dokter hewan dari beberapa universitas bisa diperbantukan, sehingga obat tersebut bisa langsung disuntikkan ke hewan ternak. Jangan sampai obatnya ada, tetapi kita keterbatasan tenaga kesehatannya, karena ini merupakan salah satu strategi kita dalam menghambat laju penyebaran PMK,” pintanya.
Terkait dengan persiapan Idul Adha, ia menjelaskan, saat ini memang pasar hewan untuk sementara ditutup dengan tujuan agar tidak terjadi mobilitas yang mengakibatkan penularan.
“Bukan berarti kita melarang perdagangannya, tetapi pasarnya saja yang tidak boleh. Dengan semakin dekatnya Idul Adha dimana kebutuhan akan hewan kurban semakin tinggi, maka kita sepakat bahwa penjualan hewan kurban untuk berbasis kandang dan jika memungkinkan memanfaatkan teknologi informasi yang saat ini berkembang pesat,” jelasnya.
Bupati Yani juga berharap peran DMI untuk bisa mengadakan sosialisasi kepada seluruh anggotanya di Kabupaten Gresik untuk bisa lebih peka dan lebih berempati terhadap kondisi wabah PMK dengan membeli hewan kurban dari lingkungan setempat. (sto)







