GRESIK (RadarJatim.id) — Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Gresik bekerja sama dengan Tim Pokja 3 TP PKK Jawa Timur menggelar sosialisasi ragam produk perikanan di atrium Gressmall Gresik, Selasa (6/9/2022). Sosiaslisasi dilakukan dalam rangka peningkatan gizi keluarga dan mencegah stunting di lingkungan masyarakat.
Menghadirkan chef Muhammad Chilmi dari Kota Pasuruan sebagai instruktur, ibu-ibu TP PKK mendapat kesempatan mempraktikkan secara langsung cara mengolah ikan bandeng khas Gresik menjadi otak-otak dan bandeng presto yang lezat, serta mengolah udang bola kriuk yang gurih dan nikmat untuk disantap.
Hadir dalam sosialisasi ini, selain Ketua TP PKK Gresik Nurul Haromaini, di antaranya Ketua TP PKK Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachsin, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gresik Moh. Nadlelah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gresik Eko Anindito Putro, Plt Kepala Dinas UKM dan Perindag Malahatul Fardah, Ketua TP PKK Kecamatan dan Pengurus TP PKK Kabupaten Gresik.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua TP PKK Provinsi Jawa Timur yang juga selaku Ketua Forikan Jawa Timur Arumi Bachsin menjelaskan, kegiatan itu bertujuan membawa produk perikanan yang bergizi tinggi ke dapur keluarga di Jawa Timur dan menjadi makanan sehari-hari, serta disukai oleh seluruh anggota keluarga, terutama ibu-ibu hamil dan anak-anak dengan berbagai macam ragam olahannya.
“Ini sebagai salah satu tanggung jawab kita semua untuk mengurangi stunting di wilayah Jawa Timur, dengan meningkatkan ragam olahan pangan perikanan untuk mendapatkan pangan bergizi beragam dan seimbang,” ujar Arumi.
Pada tahun 2021 Provinsi Jawa Timur menghasilkan produk perikanan dengan terbesar di Indonesia, baik untuk konsumsi ekspor atupun domestik. Potensi ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin sesuai dengan program Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam membangun ketahanan pangan, peningkatan gizi dan pengentasan stunting di wilayah Jawa Timur.
“Salah satu permasalahan kekurangan gizi yang saat ini menjadi perhatian pemerintah adalah stunting, yaitu kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis, sehingga anak terlalu pendek untuk usianya,” terangnya.
Pemerintah, lanjutnya, menargetkan prevalensi stunting turun 14% pada tahun 2024. Selain itu, pemerintah juga berupaya menanggulangi permasalahan stunting melalui program Suplementasi, yaitu perubahan perilaku konsumsi masyarakat agar mengkonsumsi sumber makanan yang beragam, kaya akan kandungan gizi termasuk zat gizi mikro yang sehat, aman dan fortifikasi pangan.
“Stunting merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah, bahkan diputus mata rantainya dengan memperhatikan asupan nutrisi dalam makanan yang kita makan, salah satu nutrisi dan protein yang penting untuk tubuh yakni dengan mengkonsumsi ikan,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kabupaten Gresik Nurul Haromaini dalam mengajak menyatukan tekad dan niat untuk memajukan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan konsumsi ikan yang telah diakui manfaatnya bagi kesehatan serta kecerdasan oleh para ahli gizi.
“Untuk membangun sesuatu yang besar tentunya dimulai dari yang kecil terlebih dahulu. Begitu juga halnya untuk meningkatkan konsumsi ikan pada masyarakat haruslah kita mulai dari peningkatan konsumsi ikan di keluarga,” ujarnya.
Menurutnya, ikan merupakan salah satu sumber protein hewani dan menjadi jawaban yang tepat dalam penyediaan gizi yang sehat, halal dan baik terhadap keluarga. Karena itu, para ahli gizi tidak bosan-bosan mengingatkan untuk selalu mengonsumsi ikan.
“Hasil penelitian menunjukkan, bahwa protein yang dikandung ikan sangat berkualitas tinggi beberapa keunggulan daging ikan adalah kadar kolestrol daging ikan yang rendah, daging ikan mengandung asam lemak tidak jenuh atau Omega 3, penyerapan protein ikan lebih tinggi dibandingkan daging sapi daging ikan dan lain lain,” tandasnya meyakinkan. (sto)







