JAKARTA (RadarJatim.id) — Di tangan Achmad Nur Hasyim Hamada, kain tenun khas Gresik menjadi busana muslim dengan style modern. Apalagi kain tenun yang dirancang oleh desainer kondang ini diperagakan di ajang Jakarta Muslim Fashion Week, Sabtu (22/10/2022).
Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah yang mengetahui hal tersebut, terbang ke Jakarta untuk memberikan dukungan secara langsung.
Kain tenun Gresik saat ini sudah dapat ditemui dalam bentuk sarung dan pakaian. Bahkan, beberapa produk sarung asal Gresik telah berhasil menembus pasar internasional, seperti sarung BHS dan tenun Wedani, Kecamatan Cerme yang dilirik brand ternama Dior. Untuk itu, diharapkan pakaian dari tenun secepatnya juga akan bernasib moncer.
Menurut Wabup, saat ini kain tenun Gresik tengah diminati oleh para pembeli dari luar negeri, terutama di kawasan Timur Tengah. Untuk itu, ia menargetkan produksi tenun ke depannya akan berorientasi pada eco fashion. Banyak desainer lokal dan peminat asal Timur Tengah yang menginginkan kain anti sinar uv.
“Nah ke depan, kita ingin mengembangkan kain anti uv atau kain yang dingin saat dipakai, karena kebanyakan peminat kita berasal dari Timur Tengah yang umumnya cuacanya panas,” ujarnya.
Untuk maksud tersebut, Bu Min, sapaan akrab Wabup Gresik, telah merencanakan strategi dalam pengembangan kain tenun. Nantinya pengembangan tersebut akan diserahkan kepada Rumah Vokasi yang beberapa waktu lalu dibuka di Gresik.
Sebagai informasi, Rumah Vokasi merupakan sarana yang mewadahi para pemuda Gresik dalam pelatihan kerja.
“Nah, pengembangan kain tenun ini nanti akan kita berdayakan lewat warga lokal dan anak-anak vokasi yang ada di SMK atau diploma, karena mereka ini yang bisa semakin inovatif terhadap produk yang ada di Gresik. Dan tidak hanya mereka, kita juga akan gandeng para ibu rumah tangga di bawah program Bunda Puspa dan penyandang disabilitas untuk ikut ambil bagian,” ucap Bu Min.
Pemilik Kekean Wastra Galeri Achmad Nur Hasyim Hamada yang juga desainer fashion mengatakan, tenun khas Gresik punya potensi besar di pasaran. Ia mengaku bisa mendapatkan omzet miliaran rupiah hanya dari sebulan penjualan.
“Kita dalam 1 bulan untuk perputaran pendapatan itu bisa sekitar 4 sampai 6 miliar,” ujar Nur Hasyim.
Kekean Wastra Galeri sendiri merupakan UMKM yang bergerak dalam penjualan batik lokal. Sejauh ini batik miliknya telah menembus pasar internasional hingga dipinang beberapa merek ternama yang salah satunya adalah Dior. (sto)







