MALANG (Radar Jatim.id) — Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang (FAI UNISMA) didampingi Tim dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Surabaya (FIB UNAIR) melalui kemitraan dengan INOVASI, telah melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) Uji Keterbacaan Modul Karakter untuk perkuliahan mahasiswa FAI UNISMA pada Kamis-Jumat, 22-23 Desember 2022.
Modul ini nantinya akan disampaikan kepada mahasiswa terutama untuk program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan program studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD). Kegiatan yang berlangsung di Rayz Hotel Malang dihadiri oleh Tim INOVASI Jawa Timur, Tim Pengembang Modul Karakter FIB UNAIR, Tim Program Karakter FAI UNISMA dan Tim Reviewer dari unsur dekan dan perwakilan dosen PGMI dan PIAUD.
“Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan Workshop Adaptasi Modul Karakter yang telah dilaksanakan bulan November di Batu dengan menghasilkan model karakter yang akan dimplementasikan dalam perkuliahan bagi mahasiswa FAI UNISMA,” ujar Adri Budi selaku Manajer INOVASI Provinsi Jawa Timur.
Modul disusun sebagai bahan belajar bagi dosen sebelum mengimplementasikan pengembangan karakter pada mahasiswa. Modul ini juga secara khusus di desain untuk pengembangan Profil Pelajar Pancasila berbasis nilai-nilai Ahlussunah Wal Jama’ah dan keterampilan abad ke 21 yang kemudian disebut karakter unggul FAI UNISMA.
Selain itu, Ilham Nur Alfian, M.Si selaku Tim Pengembang Modul Karakter FIB UNAIR menambahkan, “Uji keterbacaan modul dilaksanakan untuk mengidentifikasi apakah modul bisa terbaca, dipahami, dan diterapkan dengan mudah. Hasil review bersifat kontekstual dan aplikatif, sehingga memungkinkan untuk dapat menjadi instrument penguatan karakter di FAI UNISMA.”
Ilham menambahkan harapannya modul karakter yang dihasilkan dapat di diseminasikan pada universitas-universitas yang lain dalam rangka mencetak calon pendidik yang berkarakter unggul.
Kegiatan FGD Uji Keterbacaan Modul Karakter Unggul dibuka langsung oleh Dekan FAI UNISMA Drs. H. Anwar Sa’dullah, M.Pd.I. Dalam sambutan pembuka, Anwar menyampaikan, “Sebagai kaum santri, kita tidak boleh meninggalkan pendekatan spiritual. Karakter berhubungan dengan qalbu atau persoalan hati, Allah SWT yang menggerakan hati kita sehingga karakter itu akan muncul,” katanya.
Menurutnya, spiritualitas adalah inti dari nurani moral, dan nurani moral inilah yang berkembang menjadi kekuatan spiritual dan keimanan, yang mengilhami manusia untuk melakukan kegiatan yang terpuji dan menjaga agar tidak tuna karakter. Anwar berharap program penguatan karakter unggul dapat membawa perubahan, terutama pada mahasiswa PGMI dan PIAUD sebagai calon pendidik pada jenjang Pendidikan dasar.
Ia katakan, modul karakter unggul yang dikembangkan terdiri dari tiga unit, yaitu, Unit 1 Pengembangan Profil Pelajar Pancasila Berbasis Nilai-nilai Ahlussunah Wal Jama’ah dan Keterampilan Abad ke 21, Unit 2 Pemetaan Karakter dan Pengembangan Ekosistem Positif, dan Unit 3 Integrasi Karakter Unggul di Fakultas dan Kelas.
“Seluruh modul dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek kesetaraan GEDSI (Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial), dengan harapan modul dapat terbaca dan diaplikasikan oleh semua kalangan dengan memahami perbedaan kebutuhan. Oleh karena itu, modul yang dikembangkan tidak hanya dapat dilihat dan dibaca secara verbal, namun juga dapat didengar karena ada voice scripnya,” harapnya.(mad)







