SURABAYA (radarjatim.id) – Nilai ekspor Jawa Timur pada Agustus merosot sebesar 9,48 persen dibanding bulan sebelumnya, Juli 2020. Penurunan itu akibat lesunya kinerja sektor migas dan nonmigas yang berdampak langsung terhadap capaian realisasi ekspor.
Kepala Badan Pusat Statistika (BPS) Jatim, Dadang Hardiawan, memaparkan, nilai ekspor pada bulan Agustus 2020 tercatat 1,43 miliar dolar AS, sedangkan capaian bulan sebelumnya (Juli) sebesar 1,57 milliar dolar AS.
“Hal ini dipengaruhi kinerja sektor migas dan nonmigas yang mengalami penurunan. Tercatat, ekspor sektor nonmigas turun 6,36 persen, dari 1,46 miliar dolar AS menjadi 1,37 miliar dolar AS. Sedangkan sektor migas turun sebesar 49,99 persen dari 112,67 juta dolar AS menjadi 56,35 juta dolar AS,” urai Dadang, di Surabaya, Rabu (16/9/2020).
Ditambahkan, ekspor sektor migas memiliki peran dalam menyumbang 3,95 persen total ekspor Jawa Timur pada bulan Agustus 2020 ini. “Dibandingkan Agustus 2019 nilai ekspor migas turun sebesar 48,60 persen,” ujar Dadang.
Dia merinci, tujuan utama ekspor nonmigas Jatim saat ini ialah Tiongkok, kemudian Jepang dan Amerika Serikat. Selama Agustus 2020, ekspor nonmigas Jatim ke Tiongkok mencapai 251,20 juta dolar AS. Sementara ekspor ke Jepang dan Amerika Serikat berturut-turut sebesar 235,12 juta dolar AS dan 201,40 juta dolar AS.
Kondisi itu justru berbanding terbalik dengan angka impor Jatim yang mengalami kenaikan pada Agustus 2020. Kenaikan impor pada periode itu mencapai 14,37 persen dibandingkan bulan sebelumnya, Juli 2020, yakni dari 1,38 miliar dolar AS menjadi 1,57 miliar dolar AS.
“Kenaikan nilai impor didorong adanya peningkatan kinerja impor, baik sektor migas maupun sektor nonmigas,” tandasnya.
Tercatat, impor migas mengalami peningkatan sebesar 35,28 persen, yaitu dari 167,76 juta dolar AS menjadi 226,94 juta dolar. Nilai impor nonmigas juga mengalami peningkatan sebesar 11,47 persen. Yakni dari 1,21 miliar dolar AS menjadi 1,35 miliar dolar AS.
Jika dicermati menurut negara asal barang impor nonmigas, maka Tiongkok tercatat sebagai negara asal barang yang masuk terbesar ke Jatim selama Agustus 2020.
“Peranannya (impor dari Tingkok, Red.) sebesar 29,92 persen. Disusul, Hongkong dan Amerika Serikat yang memberikan kontribusi pada pasar impor nonmigas masing-masing sebesar 7,54 persen dan 6,85 persen,” urai dia.
Nilai impor nonmigas dari Tiongkok bulan Agustus 2020 sebesar 403,08 juta dolar AS. Diikuti impor nonmigas dari Hongkong sebesar 101,59 juta dolar AS serta impor nonmigas dari Amerika Serikat sebesar 92,29 juta dolar AS.
Lanjut Dadang, BPS mencatat neraca perdagangan Jatim pada Agustus 2020 mengalami defisit sebesar 147,10 juta dolar AS. “Secara kumulatif, selama Januari-Agustus 2020, neraca perdagangan Jatim juga masih mengalami defisit sebesar 333,44 juta dolar AS,” ujarnya. (Phaksy)







