SURABAYA (RadarJatim.id) – Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya telah menyelesaikan kajian sekolah tatap muka menyusul membaiknya kondisi kota ini terkait pandemi virus corona (Covid-19) . Kajian juga disesuaikan dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri dan rekomendasi Gugus Tugas Covid-19 Surabaya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, seluruh warga di sekolah itu harus dilakukan pemeriksaan atau tes swab sebelum sekolah tatap muka dimulai kembali. Hal ini guna memastikan kondisi kesehatan mereka, baik guru, murid maupun pegawai di sekolah.
“Makanya ini kita lagi swab semua untuk anak-anak. Kita punya data (kasus Covid-19) sudah mulai turun terus. Anak-anaknya kita swab dulu agar tidak membahayakan,” kata Wali Kota Risma, Selasa (20/10/2020).
Wali Kota Risma menyebut, sebelumnya seluruh guru di Surabaya telah menjalani tes swab. Sedangkan untuk para murid, akan dilakukan secara bergiliran. Jika ke depan tren kasus Covid-19 di Surabaya terus membaik, dipastikan sekolah tatap muka bisa segera dibuka.
“Sudah mulai satu bulan yang lalu (test swab, Red) dilakukan. Pokoknya, jika kondisinya bagus kita akan lakukan (sekolah) tatap muka,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dispendik Kota Surabaya, Supomo, menyatakan, kajian sekolah tatap muka telah rampung dan sudah siap. Dalam kajian itu, pihaknya melibatkan pakar epidemiologi dan fakultas kesehatan masyarakat.
“Sudah kita selesaikan kajiannya. Beberapa sekolah kita lakukan verifikasi dulu sebelum dibuka,” kata Supomo.
Sekolah yang telah dilakukan verifikasi itu selanjutnya tinggal menyesuaikan SOP protokol kesehatan yang telah dibuat Pemkot Surabaya. Sesuai SKB Empat Menteri diputuskan, pemerintah melakukan penyesuaian pelaksanaan pembelajaran sekolah tatap muka di zona selain merah dan oranye, yakni di zona kuning dan hijau.
“Nanti kalau Surabaya sudah gambarannya secara menyeluruh seperti itu, maka kita lakukan sekolah tatap muka,” ujar Supomo.
Selain itu, Dispendik juga melakukan pendataan terhadap guru yang usianya di atas 50 tahun yang memiliki komorbid.
“Dengan demikian kesiapan sekolah tatap muka sudah final. Tinggal kita menunggu apakah zonanya memungkinkan atau tidak,” papar dia.
Meski demikian, Supomo menyebut, tidak semua lembaga pendidikan di Surabaya melaksanakan sekolah tatap muka. Sebab, ada beberapa sekolah yang belum sesuai dengan SOP penerapan protokol kesehatan.
“Sekolah yang sudah mendapat rekomendasi dari Satgas Covid-19 Kota Surabaya bisa buka,” ungkap dia.
Sebelumnya ada 19 lembaga pendidikan di Surabaya jenjang SMP baik negeri maupun swasta yang telah dilakukan identifikasi kesiapan pembelajaran tatap muka.
“Tentunya ke depan jumlahnya akan terus bertambah. Karena sekolah-sekolah sudah banyak yang mengajukan, mereka juga ingin segera anak-anaknya itu bisa sekolah tatap muka,” terangnya.
Langkah Pemkot melakukan identifikasi sekolah tatap muka tak hanya berlaku bagi jenjang SMP. Untuk jenjang SD juga disiapkan untuk sekolah tatap muka. Meski akhirnya sekolah tatap muka baru dapat dimulai ketika zonasi suatu wilayah masuk kategori yang telah ditetapkan SKB Empat Menteri.
“Nanti kita kembangkan sampai dengan jenjang SD. Karena kondisinya sudah berangsur-angsur membaik. Nanti jenjang SD akan diutamakan yang kelas VI. Kita tidak bisa memastikan kapan dibukanya, tapi semoga Surabaya segera masuk zona yang direkom dari Satgas Covid-19,” pungkasnya. (Phaksy/Red)







