SIDOARJO (RadarJatim.id) — Suasana kelas Peminatan SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) Sidoarjo nampak berbeda dengan biasanya, karena mereka telah kedatangan kakak kelasnya atau alumninya untuk berbagi pengalaman.
Dialah Isa Haji Sulaiman ST lulusan tahun 2002. Kini sukses menjadi Direktur PT Mega Prakarsa Engineering, yang memotivasi adik-adik kelas agar kelak juga menjadi orang yang sukses di masa mendatang.
“Silahkan nanti anak-anak juga bisa memaksimalkan sharing langsung bagaimana pengalaman ketika berada di perkuliahan dan dunia usaha. Selain itu, kegiatan ini sangatlah bermanfaat dan tentunya akan menjadi pemantik bagi semuanya untuk menuju kesuksesan,” tutur Dita guru pendamping sekaligus guru BK pada (8/8/2024) siang
Sementara itu, Isa Haji Sulaiman di hadapan siswa-siswi kelas XI berbagi pengalaman saat masih duduk di bangku sekolah.
“Saya alumni SMA Muhammadiyah 1 Taman tahun 2002. Setelah itu saya langsung kuliah di Universitas Widya Mandala. Saya sempat daftar di ITS, tetapi tidak lulus. Saya berpikir daripada waktu saya nantinya terbuang tidak tahu kejelasannya, akhirnya saya memutuskan kuliah di Universitas Widya Mandala. Saya mengambil teknik kimia. Tapi jurusan tersebut tidak saya pakai sama sekali setelah saya bekerja karena saat itu saya bekerja di bidang elektronik arus kuat,” bebernya.
Setelah lulus, dia sempat menjadi penjual selama 12 tahun, kemudian mendirikan perusahaan. Sudah sekitar 9 tahun perusahaan itu dia kelola. Sempat berhenti 2 tahun karena pandemi Covid-19. Saat ini dia memiliki karyawan sekitar 60 orang.
“Tetapi sebenarnya bukan ini yang mau saya ceritakan. Tentunya yang akan saya ceritakan adalah sebenarnya ketika kita berada di SMA adik-adik keinginan ke depannya ini bagaimana, mau jadi apa? Bukan yang kemudian setelah kalian lulus baru akan memikirkan ingin menjadi apa. Kalau kemudian tujuannya seperti itu, tidak perlu sekolah dan tidak perlu kuliah,” jelasnya.
Isa menekankan kepada para siswa sangat penting mempunyai visi misi dan tujuan hidup ketika sekolah. Sekolah atau kuliah tujuannya membantu kita mengubah pola pikir. Mengubah cara pandang adalah fungsi kita sekolah.
Pada saat lulus kuliah nanti, apa yang kita dapatkan di bangku perkuliahan atau pendidikan. Meskipun mungkin hanya dipakai 20 persen. Lalu, sisanya dari mana? Tentu sisanya berdasarkan kondisi di lapangan.
“Berbeda kalau Anda ingin menjadi dokter sejak awal di perkuliahan itu harus lulus dengan mendapatkan gelar dokter. Ada yang tanya saya ini sekolahnya lulusan sarjana dan saya berteman sama orang yang sarjana. Apakah pola pikirnya juga berbeda. Ya berbeda apabila ekosistemnya berada di posisi orang-orang yang mempunyai kualitas yang sama,” ungkapnya.
Tapi, kalau tidak sekolah, kita tidak mempunyai ilmu yang cukup. Komunitasnya pun tidak sama. Maka, ada nasihat kalau berteman dengan seorang penjual minyak wangi, kita akan ketularan minyak wanginya atau harum wanginya.
“Maka kalau mau dianggap sukses, ya harus sekolah sejak dini. Kalau lingkungan tidak untuk kita, itu namanya tidak punya tujuan hidup. Maka kuncinya adalah orang itu harus mempunyai tujuan hidup. Saya dulu saat SMA kelas X sempat menjadi anak nakal. Hampir tidak pernah ikut pelajaran dan pasti kena sanksi,” kisahnya.
“Kemudian saya flashback dan pada akhirnya saat saya duduk di kelas XI saya sempat menjadi ketua IPM. Saat saya kelas XII ternyata mendapatkan beasiswa. Saat itu saya menata hidup untuk menjadi lebih baik,” imbuh Isa.
Selain itu, tujuan bekerja adalah karena ingin memberikan manfaat kepada orang lain. Sehingga manfaat itu bisa digunakan untuk orang banyak. Berarti tujuannya seperti itu yang dipikirkan untuk generasi saat ini. Selain itu, kita juga dituntut mempunyai atau keahlian.
“Bagaimana perusahaan itu menerima karyawan kalau kemudian karyawannya tidak bisa membantu mengembangkan perusahaan tersebut. Sama kalau kita mempunyai perusahaan, tetapi tidak ada yang kita jual,” ujarnya.
Sementara itu, Salma Syarifah Abadi memberikan apresiasi dengan adanya kegiatan sharing alumni.
“Jadi pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja dengan bapak dan ibu guru. Akan tetapi ada sesi sharing tanya jawab sama alumni. Tentu menambah pengetahuan. Orangnya juga sudah sukses, terus kita bisa sharing secara langsung,” ujar siswa kelas XI-E peminatan ekonomi bisnis itu.
“Saya masuk di kelas peminatan ekonomi bisnis, ke depannya setelah lulus niatnya juga ingin usaha kecil-kecilan seperti membuat roti karena beberapa kali mencoba, tapi belum pas karena masih mau memperbaiki resep-resepnya. Selanjutnya akan saya jual roti yang saya buat ke teman-teman sekolah,” imbuh Salma yang juga aktif di IPM.(mad)