SIDOARJO (RadarJatim.id) Ir. H. Bambang Haryo Soekartono, Anggota Komisi VII DPR RI meninjau harga kebutuhan pokok di Pasar Larangan, Sidoarjo, pada Kamis (27/3/2025). Sidak dilakukan untuk memastikan harga sembako aman jelang lebaran tahun ini.
Founder BHS Peduli ini mengapresiasi harga sembako di Pasar Larangan yang relatif lebih murah dibandingkan kota besar lainnya seperti Surabaya.
“Mulai dari beras, telur, sembilan kebutuhan pokok sembako, alhamdulillah di Pasar Larangan ini termasuk lebih murah daripada yang ada di Surabaya. Ini bukti bahwa Sidoarjo sangat peduli terhadap masyarakatnya,” Kata Bambang Haryo Soekartono seusai sidak.

Dikatakan bahwa harga sembako di Pasar Larangan cukup kompetitif, misalnya harga beras premium mencapai Rp 14.500 per kilogram, beras medium Rp 12.500 per kilogram, dan gula pasir Rp 17.500 per kilogram.
Begitu juga dengan harga minyak goreng menyakiti dijual sekitar Rp 17.000, daging sapi murni dijual seharga Rp 110 ribu per kilogram dan ayam broiler Rp 36 ribu per kilogram, bawang merah Rp 45 ribu dll.
“Infrastrukturnya perlu dibenahi, terutama jalan yang masih bergelombang atau perlu diplester. Atap ada beberapa yang bocor, mohon untuk segera diperbaiki oleh Pak Kadis atau Pak Bupati. Agar yang berbelanja nyaman, ” Tambahnya.
Dewan Pakar DPP Gerindra ini menegaskan pentingnya keselamatan publik, baik pedagang maupun konsumen, terutama dalam hal keamanan terhadap potensi kebakaran. Saat melihat alat pemadam api ringan (APAR) yang ada di Pasar Larangan, diketahui masih dalam kondisi baik dan masa berlaku hingga Desember 2025.

Pihaknya mengapresiasi Bupati, Dinas Pasar, dan Kepala Pasar yang sudah sangat peduli terhadap konsumen dan pedagangnya. BHS dalam kesempatan itu juga membagikan hadiah kepada sejumlah pedagang yang dinilai standnta terbaik di Pasar Larangan. Bu Yuni, menjadi pemenang juara pertama, mendapatkan hadiah sebesar Rp 1 juta, disusul Amir dengan hadiah Rp 750 ribu, dan juara ketiga, Bu Sumiati yang mendapatkan hadiah Rp 500 ribu.
BHS saat itu juga memberikan saran pemasaran produk lokal, khususnya tempe dan tahu khas Sidoarjo. Dimana produk-produk tersebut belum memiliki merek atau label resmi.
“Kenapa tempe Sidoarjo yang terkenal enak ini tidak diberi merek? Padahal, merek itu sangat penting, Di daerah lain seperti Jombang, Malang, dan Surabaya sudah ada mereknya, tetapi di Sidoarjo belum,” Urainya.
Sementara itu dari pihak UPT Pasar Larangan menyampaikan jika tahun ini perbaikan pasar akan dilakukan dan anggaran perbaikan sudah masuk di APBD 2025. (RJ)